SERANG, iNewsBanten - Meningkatnya jumlah pengangguran yang ada di Indonesia, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengatakan selama tiga tahun terakhir jumlah pengangguran di Indonesia justru paling banyak dari tamatan SMK.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa lulusan SMK masih belum siap untuk masuk dalam pasar kerja di Indonesia. Padahal SMK merupakan sebuah lembaga pendidikan vokasi yang seharusnya bisa langsung kerja.
Berikut adalah fakta terkait pengangguran terbesar RI mayoritas lulusan SMK yang dirangkum iNewsBanten, Minggu (26/2/2023):
1. Belum siap untuk masuk pasar kerja
Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid menyebut lulusan SMK terutama masih belum siap untuk masuk dalam pasar kerja di Indonesia.
Padahal SMK sendiri merupakan sebuah lembaga pendidikan vokasi yang seharusnya bisa langsung kerja.
"Kalau kita lihat data dari 3 tahun terakhir, jumlah tamatan SMK senderajat, selalu menjadi penyumbang angka pengangguran tertinggi, padahal SMK termasuk dalam sekolah vokasi yang seharusnya sudah siap kerja dengan keterampilannya," ujar Arsjad.
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia mutlak untuk dilakukan
Kadin menilai pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal mutlak yang harus dilakukan untuk menggapai cita-cita Indonesia emas tahun 2045 mendatang.
"Hal ini semakin mendesak pentingnya pengembangan kualitas SDM di Indonesia," kata Arsjad.
Lewat pemanfaatan demografi, Indonesia bisa jadi negara dengan ekonomi terbesar
Melalui pemanfaatan demografi yang akan diterima oleh Indonesia, Indonesia bisa menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke- 4 di dunia asalkan punya SDM yang berkualitas.
3. Ironi jumlah pengangguran
Sehingga seiring dengan peningkatan populasi, diharapkan tidak menjadikan peningkatan pengangguran.
"Indonesia bisa menjadi negara berkekuatan ekonomi terbesar ke 4 di dunia dari segi purchasing power (daya beli)," kata Arsjad.
Menurutnya,salah satu instrumen yang dapat mendorong penguatan SDM dengan menciptakan regulasi yang berpihak untuk pengembangan SDM.
4. Vokasi harus ditingkatkan
Arsjad mengapresiasi lahirnya Perpres Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
"Kadin percaya Perpres nomor 68 tahun 2022, akan menjadi pilar Penting dalam peningkatan kualitas ekosistem pendidikan vokasi di Indonesia, dan kolaborasi antara Pemerintah dan pelaku usaha, serta lembaga pendidikan menjadi kunci penting dalam mensosialisasikan Perpres ini," pungkasnya.
5. Data pengangguran
Dari total 8,4 juta orang pengangguran, sebanyak 2,8 juta atau 33,45 persen mengalami hopeless of job. Dari 2,8 juta orang pengangguran yang mengalami situasi hopeless of job tersebut, sekitar 76,90 persen berpendidikan rendah (lulusan SMP ke bawah).
"Jadi karena tingkat pendidikan rendah, mereka tak memiliki harapan untuk memiliki pekerjaan. Ini mengindikasikan tingkat pendidikan mereka tak mampu menyiapkan mereka memasuki pasar kerja, baik pendidikan yang rendah maupun kompetensi mereka," ujar Menaker Ida Fauziyah.
6. Tantangan lapangan kerja
Ida mengungkapkan tantangan kedua dalam penurunan pengangguran adalah tekanan untuk meningkatkan penciptaan lapangan kerja, khususnya di sektor formal. Tantangan ketiga adanya nilai budaya kerja baru.
Tantangan keempat lanjut Ida Fauziyah, yakni risiko mismatched (ketidaksesuaian antara supply and demand) akibat digitalisasi. "Digitalisasi mendorong perubahan permintaan keterampilan kerja, pola hubungan kerja, serta waktu dan tempat bekerja yang semakin fleksibel," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang dengan judul https://economy.okezone.com/read/2023/02/24/320/2770374/ironi-pengangguran-terbesar-dari-lulusan-smk-ini-6-faktanya
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait