Berawal dari Bau Busuk, Warga Temukan Pencari Rumput Tewas di Area Kebun Jagung Serang

Erdi
Petugas dari polsek Petir saat berada di lokasi penemuan mayat. (ist)

SERANG, iNewsBanten  - Oyeng (65) warga Kampung/Desa Lembur Jati, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, ditemukan tewas di perkebunan jagung di Kampung Tambiluk, Desa Tembiluk, Kabupaten Serang, Senin (3/7/2023).

Dari hasil pemeriksaan tubuh bagian luar, petugas tidak menemukan tanda-tanda kekerasan. Untuk mengetahui penyebab kematian, petugas membawa jasad korban ke RS Bhayangkara Kota Serang.

Kapolsek Petir AKP Uka Subakti mengatakan jasad pencari rumput ini pertama kali ditemukan oleh Marsiti (60) warga setempat yang kebetulan melintas di lokasi. 

Saat melintas, ibu rumah tangga ini mencium bau bangkai namun Marsiti mengira bau busuk itu berasal dari bangkai binatang. 

"Awalnya saksi melintas di lokasi mencium aroma bau busuk. Saksi mengira bau busuk tersebut berasal dari bangkai binatang," katanya kepada media.

Kapolsek menjelaskan Marsiti mencari dan mendekati sumber bau busuk, ternyata bau bangkai tersebut berasal dari sesosok mayat laki-laki tergeletak di kebun jagung.

"Posisinya dalam keadaan terlentang. Setelah menemukan mayat tersebut, saksi memberitahukan warga lainnya dan selanjutnya dilaporkan ke petugas Bhabinkamtibmas," jelasnya.

Kapolsek menambahkan tidak jauh dari lokasi mayat ditemukan Honda Supra Fit B 6710 UAF, uang tunai Rp.1,4 juta dan 1 buah sabit pemotong rumput yang ditemukan dilokasi.

Uka menerangkan pihaknya sempat membawa korban ke RS Bhayangkara Polda Banten, dan mengamankan barang bukti berupa sepeda motor Honda Supra Fit berplat nomor B 6710 UAF, uang tunai Rp.1,4 juta dan 1 buah sabit pemotong rumput milik korban.

"Hasil visum tidak ditemukan luka-luka lain pada tubuh secara kasat mata yang dapat menyebab kematian. Dari keterangan pihak keluarga, korban memiliki riwayat sakit lambung dan pernah disarankan untuk dirawat tapi korban menolak," terangnya.

Uka menegaskan pihak keluarga kemudian meminta jenazah korban bisa dibawa oleh keluarga untuk disemayamkan, dan menolak  diotopsi.

"Anak korban menolak untuk dilakukan otopsi dan menerima secara ikhlas kematian bapaknya sebagai takdir dari yang maha kuasa," tegasnya.

Editor : Mahesa Apriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network