INTERNASIONAL, iNewsBanten - Beberapa ribu tentara Amerika Serikat (AS) telah mengambil bagian dalam operasi darat Israel di Gaza, demikian dilaporkan Kantor Berita Tasnim yang berbasis di Iran dan dikutip oleh Okezone pada Sabtu, (28/10/2023). Pentagon baru-baru ini mengumumkan rencana untuk secara signifikan memperkuat kehadiran militernya di Timur Tengah di tengah konflik Israel-Hamas dan ketegangan dengan Iran.
Menurut sumber keamanan badan tersebut, serangan Israel ke Gaza melibatkan tiga divisi dan beberapa brigade dan juga didukung oleh 5.000 personel militer AS. Namun, media tersebut tidak memberikan rincian tentang pasukan mana yang mengambil bagian dalam serangan tersebut atau fungsi apa yang mereka lakukan.
Tasnim mengatakan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berusaha memasuki daerah kantong tersebut dari beberapa daerah di utara, barat, dan barat daya “untuk membagi Jalur Gaza menjadi dua atau tiga bagian dan memutus hubungan antara pasukan perlawanan Palestina sebelum melancarkan serangan. tahap perang berikutnya.” Badan tersebut tidak merinci hasil apa yang telah dicapai militer Israel sejauh ini, demikian dilansir dari RT.
Namun, Hamas mengatakan pada Sabtu bahwa mereka telah berhasil menggagalkan serangan Israel, dan mengklaim telah memukul mundurnya dengan kerugian besar. Sementara itu, IDF menyatakan bahwa mereka “melanjutkan tahapan perang” di Gaza, dengan pertempuran masih berlangsung. Dicatat bahwa tidak ada tentara yang terluka dalam operasi darat yang “diperluas”.
Setelah Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober, militer AS bergegas memperkuat kehadirannya di wilayah tersebut. Pentagon telah mengirim dua kapal induk dengan kapal pendukung ke wilayah tersebut, serta “mengaktifkan penempatan” sistem pertahanan udara THAAD dan Patriot.
Pekan lalu, dia juga mengatakan telah memerintahkan lebih dari 2.000 tentara tambahan untuk bersiap dikerahkan untuk mendukung Israel dalam konfliknya dengan Hamas. Pada hari Kamis, dia mengatakan bahwa pihaknya akan mengerahkan 900 tentara ke Timur Tengah. Namun, para pejabat AS bersikeras bahwa tidak ada pasukan yang akan dikirim ke Israel, dan “dimaksudkan untuk mendukung upaya pencegahan regional dan lebih lanjut meningkatkan kemampuan perlindungan pasukan AS.”
Keputusan untuk mengirim bala bantuan juga terjadi ketika AS melakukan serangan udara terhadap dua fasilitas di Suriah timur yang diduga digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran dan kelompok afiliasinya. Presiden AS Joe Biden mengatakan hal itu merupakan respons terhadap serangan berulang terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah. Teheran menyatakan bahwa kelompok militan di negara-negara tersebut bertindak secara independen.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait