SERANG, iNewsBanten- Ketua Panwascam Kecamatan Cinangka baru-baru ini terlibat dalam sebuah insiden kontroversial yang menunjukkan kurangnya kelayakan sebagai pemimpin. Pada rapat pleno yang diselenggarakan untuk mempersiapkan ajang Pilkada serentak 27 November 2024, mendatang
Rapat yang seharusnya menjadi forum untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah dengan dewasa malah berubah menjadi arena keributan diruang sidang dan hampir terjadi bentrok fisik, Hal ini menyebabkan ketegangan di antara para peserta rapat dan hampir berujung pada konflik fisik,hadir dalam rapat tersebut PPK, PPS, PANWAS DAN PKD kurang lebih berjumlah 60 orang
Berawal saat Hendra Cahyadi anggota PPS Desa Kamasan ," hanya kesalahan administrasi atau human eror dalam penulisan yang harusnya Desa Kamasan menjadi Desa Serang,saudara Adnan selaku Ketua Panwascam Kecamatan Cinangka tidak menerima hal sepele hanya human eror sebenernya,ko sepertinya tidak bisa bijak menyikapi itu di jadikan bahan seolah kesalahan besar,dan sampai emosi nya meluap - luap, jika saja tidak dilerai kawan - kawan yang hadir sepertinya sudah niatan untuk menyerang fisik saya,hal seperti itu tidak harus terjadi untuk se level ketua panwascam," ujarnya
Camat Kecamatan Cinangka Tuti Setiawati , SE saat dikonfirmasi oleh awak media atas kejadian tersebut menuturkan," sampai saat ini kami pihak kecamatan saya pribadi belum ketemu dengan PPK karena kesibukan dan agenda yang padat,awalnya hari ini saya akan adakan pertemuan dengan PPK karena masing - masing ada kesibukan jadwal lain,dari hari kamis saya sudah dengar dan melihat video yang dikirim staff kami,rencana tadi malam mau bertemu atau secepat nya pagi ini Sabtu, (10/08/2024) tapi pending lagi karena ketua PPK juga sedang ada rapat pleno di Hotel Aston Di Serang dua hari Sabtu dan Minggu besok, jadi paling kami secepatnya kami adakan mediasi agar tahu kronologis atas kejadian hari Rabu kemaren,yang sebenarnya hanya kesalahan administrasi yang harusnya tertulis Desa Kamsan disitu tertulisnya Desa Serang," tuturnya
Di saat yang sama awak media meng konfirmasi via telepon whats up Suherlan selaku ketua PPK Kecamatan Cinangka,"sebetulnya secara lembaga kami sudah islah waktu itu juga sudah selesai cuman tidak ada permintaan maaf saja dari ketua Panwascam," Pungkasnya
Perilaku arogan dan kurangnya kemampuan untuk mengendalikan emosi dari Ketua Panwascam memberikan gambaran yang tidak menguntungkan, terutama dalam konteks kepemimpinan. Seorang pemimpin seharusnya mampu mengelola konflik dengan bijak, menjaga profesionalisme, dan mempengaruhi tim dengan sikap yang positif. Incident ini juga berdampak negatif pada persiapan pemilihan, mengganggu koordinasi tim dan potensial merugikan proses keseluruhan.
Kejadian ini juga memicu reaksi dari masyarakat setempat yang mulai mempertanyakan kemampuan dan integritas para pemimpin yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilihan. Di tengah sorotan yang mengarah pada perilaku buruk, terdapat pelajaran berharga yang dapat dipetik, terutama terkait komunikasi efektif, pembangunan lingkungan kerja yang positif, dan pengembangan kepemimpinan yang baik.
Para pemimpin Panwascam harus menyadari peran penting mereka dalam proses elektoral, yaitu memastikan keadilan, transparansi, dan integritas. Mereka juga harus akuntabel atas tindakan dan perilaku mereka, menjunjung tinggi etika dan mematuhi pedoman yang telah ditetapkan, Insiden seperti ini menyoroti kebutuhan akan pembinaan kepemimpinan yang lebih baik, melalui pelatihan, peningkatan keterampilan, dan penciptaan budaya tim yang mendukung.
Dalam kesimpulan, penting bagi para pemimpin Panwascam dan semua pihak terkait untuk belajar dari kejadian ini, memperbaiki kesalahan, dan memastikan bahwa situasi serupa tidak terulang di masa depan. Kepemimpinan yang baik, berdasarkan komunikasi yang efektif, kerja tim yang solid, dan integritas yang tak tergoyahkan, akan menjadi kunci kesuksesan dalam menjalankan tugas mereka.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait