Keluarga korban meluapkan kekecewaannya kepada aparat keamanan yang bertugas menjaga jalannya persidangan. Mereka menilai perubahan agenda tersebut sebagai bentuk ketidaksiapan dan ketidakseriusan dalam penanganan perkara, yang merugikan mereka secara mental, waktu, maupun materi.
“Kami datang jauh-jauh untuk mencari keadilan, tapi sidangnya malah berubah seenaknya. Ini bukan perkara kecil. Anak kami jadi korban mutilasi,” ungkap salah satu anggota keluarga dengan nada emosi.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
