Dalam skenario simulasi, pasukan melakukan deteksi dini, penghadangan massa, hingga pengerahan unit Brimob dan tim anti-anarki untuk mengendalikan situasi. Tim medis juga dilibatkan untuk penanganan korban luka.
Kapolda Banten Irjen Pol Hengki menyebut, latihan ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan uji respons cepat aparat kepolisian menghadapi potensi ancaman di markas maupun di tengah masyarakat.
“Penting bagi kami memastikan personel tidak hanya siap secara prosedural, tapi juga mampu bergerak cepat dan terukur di lapangan. Pendekatannya tetap humanis, tapi tegas terhadap tindakan anarkis,” ujar Hengki.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
