Padahal, jika ekonomi mendukung, Anes seharusnya kini duduk di bangku kelas dua SMA. Minimnya pendidikan membuat Anes sulit bersaing untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan sekitar.
Kisah Saryati menjadi potret nyata ketimpangan sosial di kawasan industri. Di satu sisi, pabrik-pabrik terus berkembang, sementara di sisi lain, warga seperti Saryati harus bertahan dalam kemiskinan tanpa jaminan bantuan yang memadai.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
