get app
inews
Aa Read Next : Berikut 6 Larangan Ibu Hamil pada 8 Bulan, No 3 Efek Buruk Bagi Janin

Cerita Sang Saka Merah Putih, Bung Karno dan Air Mata Fatmawati

Rabu, 17 Agustus 2022 | 11:00 WIB
header img
Bung Karno dan Bung Hatta saat menyerahkan sang saka merah putih untuk dikibarkan pada 17 Agustus 1948 di Jogjakarta. Foto : Repro. Istimewa.

SURABAYA, iNewsBanten - Pasukan Jepang yang berhasil mengambil alih kekuasaan kolonial Belanda (1942-1945), berusaha merengkuh hati rakyat Indonesia. Jepang menyebut diri sebagai saudara tua sekaligus menjanjikan kemerdekaan.

Para pemimpin pergerakan yang sebelumnya diasingkan kolonial Belanda, yakni utamanya Bung Karno, Bung Hatta dan Sutan Sjahrir, dikembalikan ke Jawa. Jepang berkepentingan dengan dukungan Perang Asia Timur Raya.

Menyusul janji kemerdekaan yang diumumkan terbuka pada September 1944, bendera merah putih boleh dikibarkan. Di perayaan hari-hari besar, merah putih diizinkan berkibar bersanding dengan bendera Jepang, hinomaru.

Namun karena sulitnya mendapatkan kain, bendera merah putih tidak serta merta bisa berkibar di mana-mana. Dalam rangka mengambil hati, Pemerintah Jepang memberi perhatian lebih kepada Bung Karno yang kesulitan mendapat kain merah putih.  

“Shimizu kemudian memerintahkan seorang perwira Jepang untuk mengambil kain merah dan putih secukupnya untuk diberikan kepada Ibu Fatmawati,” demikian dikutip dari buku Berkibarlah Benderaku Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Berita iNews Banten di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut