"Maka Surat itu kembali dan mengusir malaikat penanya, lalu lelaki itu bangkit dalam keadaan senang hati tanpa mengalami suatu siksaan pun dari malaikat tersebut.
“Jadi, malah dua malaikat mungkar dan nakir yang jadi tersangka. Mungkar Nakir yang malah diamuk Pangeran (Allah),” kata Gus Baha.
Lalu surat itu meletakkan mulutnya ke mulut lelaki itu dan berkata, "Selamat datang dengan mulut ini, barangkali mulut ini sering digunakan untuk membacaku; dan selamat datang dengan dada ini, barangkali dada ini dipakai untuk memuatku; dan selamat datang dengan kedua kaki ini, barangkali ia dipakai untuk berdiri membacaku.
Surat itu menghiburnya di dalam kuburnya karena merasa khawatir bila ia kesepian dan merasa takut.
Dengan keutamaannya itu, Gus Baha menganjurkan umat Islam untuk menghafalkan Surat Al Mulk. “Kalau tidak bisa 30 juz, minimal hafal Surat Al Mulk,” katanya.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Rasulullah SAW belum beranjak tidur sebelum membaca Surat Al Mulk. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Turmuzi.
Dia berkata dari Jabir ra, "bahwa Rasulullah SAW masih belum tidur sebelum membaca Alif Lam Mim Tanzil dan Tabarakal Lazi Biyadihil Mulku.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
«سُورَةٌ فِي الْقُرْآنِ خَاصَمَتْ عَنْ صَاحِبِهَا حَتَّى أَدْخَلَتْهُ الْجَنَّةَ: تَبارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ»
Artinya: Ada suatu surat yang membela pembacanya hingga memasukkannya ke dalam surga, yaitu Tabarakal Lazi Biyadihil Mulku.
Abu Laits As Samarqandhi telah meriwayatkan dari Tawus, bahwa kedua surat tersebut mengungguli semua surat dalam Al-Quran dengan tujuh puluh kebaikan.
Karena keramatnya Surat Tabarok yakni Surat Al Mulk, Nabi SAW meminta umatnya menghafal Surat Al Mulk atau Tabarok.
Nabi SAW bersabda:
«لَوَدِدْتُ أَنَّهَا فِي قَلْبِ كُلِّ إِنْسَانٍ مِنْ أُمَّتِي»
Artinya: Sungguh aku menginginkan bila surat ini dihafal di dalam kalbu setiap umatku.
Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa kisah keajaiban Surat Al Mulk ini benar-benar nyata dan dirasakan para pengamal dan penghafalnya.
Wallahu A'lam
Editor : Mahesa Apriandi