SERANG, iNewsBanten - Harga tembakau yang murah memicu penurunan produksi. Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Agus Parmuji mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 produksi tembakau sekitar 190 ribu ton hingga 200 ribu ton dengan luasan sekitar 200 ribu hektare.
"Kalau sekarang luasannya sama tapi produksinya kelihatannya menurun di angka 180 atau 170 ribu ton," ungkapnya dalam program Market Review di IDX Channel, Rabu (14/9/2022).
Menurutnya, penurunan tersebut dikarenakan banyak petani yang tidak bisa menanam lagi karena tidak punya biaya, selain itu belajar dari pengalaman kemarin harga tembakau tak kunjung membaik.
"Produksi nasional sekitar antara 180 sampai 200 ribu ton ini, itu sebenarnya untuk sektor penyerapannya di akhir musim itu habis. Cuma harga tidak kompetitif," ujarnya.
Dia menyampaikan bahwa harga tembakau rajangan saat ini berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 55.000 per kilogram. Namun harga tersebut menurutnya belum bisa mengalihkan biaya modal.
"Apalagi di panen saat ini itu ditambah beban biaya yang tinggi dengan naiknya harga BBM. Kami pasti terpengaruh terhadap angkutan, transportasi dan lain-lain," pungkasnya.
Editor : Mahesa Apriandi