Nina pun akhirnya membawa M Zulzalaly ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indramayu, berharap anaknya itu dapat segera ditolong. Namun lagi-lagi, pihak RSUD Indramayu pun tidak dapat memberikan pertolongan dengan alasan tidak adanya dokter spesialis bedah yang dapat mengeluarkan kunci dalam perut anaknya itu.
"Di sana (RSUD Indramayu) hanya dikasih infus aja. Terus di rujuk ke rumah sakit Gunung Jati Cirebon," ucap dia.
Namun, disampaikan Nina, karena keterbatasan biaya, ia pun hingga saat ini belum dapat membawa anaknya itu ke RS Gunung Jati Cirebon, dan kunci itupun masih bersarang di dalam perut bocah yatim tersebut.
"Saya tidak ada biaya untuk membawa anak saya ke Rumah Sakit Gunung Jati. Saya harus gimana, saya pengen memberikan anak saya yang terbaik tetapi tidak bisa. Sedangkan di sini saya sendirian, suami saya sudah meninggal sekitar 8 tahun lalu, semenjak anak saya berusia 7 bulan," ungkap dia.
"Kerjaan saya hanya seorang buruh cuci yang berpenghasilan Rp30.000 per-hari, itupun tidak menentu. Buat biaya makan pun kadang masih kurang," sambungnya.
Sebagai seorang ibu, Nina hanya bisa pasrah atas nasib yang menimpa anaknya itu, lantaran tak sanggup untuk biaya operasi yang nilainya mencapai puluhan juta rupiah.
Editor : Mahesa Apriandi