get app
inews
Aa Text
Read Next : Ikon Pariwisata Lampung, ASDP Kebut Pengembangan Kawasan BHC

ASDP Berkolaborasi Mitra Kerja Demi Layanan Penyeberangan Merak-Bakauheni Liburan Nataru 2023

Minggu, 25 September 2022 | 20:23 WIB
header img
Suasana Pelabuhan Merak dari pantauan udara (ist)

“Sejak implementasi Ferizy di Tahun 2020, ASDP telah mengatur jumlah penumpang yang datang ke pelabuhan sesuai dengan kapasitas angkut per jam dan per hari nya. Artinya, kendaraan dan penumpang hanya diperbolehkan masuk ke pelabuhan (check in) sesuai dengan waktu yang telah dipilih saat membeli tiket yang mana selanjutnya pengguna jasa akan naik ke kapal dengan sistem atau mekanisme first in first out (FIFO) setelah proses Check In,” ujar Shelvy.

Data menyebutkan, sebelum implementasi Ferizy, pengguna jasa ferry cenderung menyeberang di malam hari dengan perbandingan 61 % di malam hari dan 39 % di siang hari dimana hal tersebut membuat produksi di malam hari berada di atas kapasitas muat rata-rata kapal yang berakibat terjadinya antrian di pelabuhan.

Setelah Ferizy diimplementasikan pada Lebaran 2022 yang lalu, karakteristik pengguna jasa yang dominan menyeberang di malam hari berhasil disebar secara merata melalui pembatasan kuota dengan persentase 42 % di malam hari dan 58 % di siang hari (Merak) dan persentase 49,7 % di malam hari dan 50,3 % di siang hari (Bakauheni).

Secara data di atas dapat disimpulkan bahwa secara data reservasi tiket  customer sudah tersebar merata di setiap jamnya sesuai dengan jadwal yang dipilih oleh pengguna jasa dan kapasitas angkut alat produksi di pelabuhan (flattening the curve). Hanya dalam pelaksanaannya untuk menjamin agar  customer masuk ke pelabuhan sesuai dengan jamnya masing-masing perlu dukungan dari berbagai stakeholder untuk melakukan pemeriksaan (screening) secara ketat mulai dari jalan tol (diluar pelabuhan), sehingga customer  yang belum waktunya check in atau masuk ke dalam pelabuhan tidak dapat diizinkan menuju ke pelabuhan.

*Kerjasama Mitra Kerja*
Shelvy mengatakan, manajemen merespon positif masukan dan kritik dari regulator terkait dengan perubahan layanan di Pelabuhan utama, utamanya di Pelabuhan Merak dan Bakauheni yang kerap menarik perhatian karena sebagai “penghubung” dua Pulau terbesar, Sumatera dan Jawa.

Hal ini untuk menjawab masukan dari akademisi Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sumatera Ilham Malik yang mengatakan untuk mengurai kepadatan di Pelabuhan Merak saat libur Natal dan Tahun Baru dan agar peristiwa saat musim mudik Lebaran 2022 tidak terulang, maka Pemerintah harus memperkirakan arus kendaraan yang akan menyeberang lewat pelabuhan tersebut untuk menentukan pola pengaturan yang tepat.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut