Kisah umat Yahudi dan sapi betina merah ini juga diabadikan dalam Alquran Surah Al-Baqarah. Dalam bahasa Arab, Al-Baqarah artinya sapi betina. Mengapa Sapi Dara Merah Penting? Di zaman modern, semua orang Yahudi, termasuk kohanim, dianggap tidak murni dengan kenajisan yang diberikan oleh seorang mayat.
Sementara dalam kehidupan sehari-hari di zaman modern status ini tidak memiliki banyak efek praktis, mereka yang najis dengan jenis najis ini dilarang memasuki Bait Suci.
Kohanim yang tidak murni dengan jenis ketidakmurnian ini dengan demikian dicegah untuk melakukan layanan yang diperlukan di Bait Suci dan perlu dimurnikan dengan abu sapi merah sebelum dapat melayani lagi, membuat pembuatan abu seperti itu menjadi persyaratan yang diperlukan untuk setiap upaya untuk membangun kembali Bait Suci di Yerusalem.
Non-Yahudi dan Sapi Merah Ini bukan pertama kalinya orang non-Yahudi membantu menyediakan sapi dara merah kepada orang-orang Yahudi. Talmud (Kiddushin 31a) menceritakan bahwa seorang non-Yahudi bernama Dama ben Netina menolak untuk memberikan permata yang dibutuhkan untuk kuil, meskipun ada tawaran hadiah yang besar, karena fakta bahwa ayahnya sedang tidur di atas kunci kotak yang memegang permata dan dia tidak ingin mengganggu istirahat ayahnya.
Sebagai imbalan atas rasa hormat yang dia tunjukkan kepada ayahnya, seekor sapi dara merah lahir di kawanan ben Netina tahun berikutnya dan dia bisa menjual sapi itu di kuil dengan uang yang akan dia dapatkan jika dia menjual permata itu kepada mereka.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews dengan judul "5 Sapi Merah Sempurna Gemparkan Israel, Dianggap seperti Kisah Surah Al-Baqarah".
Editor : Mahesa Apriandi