Konvergensi lainnya juga terpantau memanjang di Bengkulu, di Lampung, di laut Jawa, di Jawa Tengah, Laut Natuna, di Jawa Timur, dari selat Makassar bagian selatan hingga Sulawesi Selatan, dan di Sulawesi bagian tengah, serta daerah pertemuan angin atau konkluensi di Sumatera bagian tengah.
“Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Bibit Siklon Tropis daerah tekanan rendah dan di sepanjang daerah konvergensi atau konkluensi tersebut,” ungkap BMKG.
BMKG juga melaporkan adanya labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif sehingga meningkatkan potensi hujan pada skala lokal terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Selain itu, BMKG mengatakan berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak hujan lebat di Indonesia wilayah yang berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor dengan status siaga pada tanggal 30 November 2022 berpotensi terjadi di wilayah Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
“Untuk tanggal 1 Desember 2022 berpotensi di wilayah Sulawesi Selatan,” katanya.
Artikel ini pernah tayang di iNews id.
Editor : Mahesa Apriandi