Meski masalah kebanyakan terjadi di trimester pertama, kondisi psikis yang naik turun bisa berlanjut hingga trimester kedua, dan trimester ketiga loh!
Tapi, hal yang paling mengganggu yaitu di trimester kedua, biasanya menyangkut soal bentuk fisik. Sedangkan pada trimester ketiga, dr. Dara mengungkapkan bahwa ibu hamil kerap stres berhubungan dengan proses persalinan yang akan dilakukannya.
Patut diingat, meski kadang rasa sedih ini tak terhindarkan, kesedihan pada ibu hamil tak boleh dibiarkan terus berlarut-larut, karena akan ada dampak secara tidak langsung pada sang bayi.
"Contoh dampak secara tidak langsung itu ada, seperti ibu-ibu yang bersedih berkepanjangan berpotensi mengalami persalinan prematur, bisa juga anaknya kecil. Kita istilahkan BBLR (bayi berat lahir rendah)," tegas dr. Dara.
Selain itu, ketika para ibu hamil sedih dan banyak pikiran, lalu berlanjut menjadi malas makan atau tidak teratur makan. Ini bisa mengakibatkan janin kekurangan nutrisi lalu mengalami BBLR.
Padahal, tanpa rasa sedih dan tak bahagia yang berlarut-larut ini. Sudah ada faktor risiko lainnya, yakni kalau tidak menjaga kebersihan diri, hingga berisiko tubuh sang ibu terpapar banyak bakteri yang bisa masuk dari vagina ke dalam rahim, dan menginfeksi selaput ketuban yang bisa memperbesar potensi mengalami ketuban pecah dini dan persalinan prematur.
Artikel ini telah tayang dengan judul https://health.okezone.com/read/2022/11/29/481/2716796/duh-ibu-hamil-yang-suka-sedih-berkepanjangan-berpotensi-melahirkan-prematur
Editor : Mahesa Apriandi