"Karena KNPI Kota Cilegon sebagai salah satu organisasi pemuda di Indonesia, harusnya mengikuti sistem pemilihan sesuai dengan bentuk pemerintahan Negara Indonesia yaitu menganut sistem demokrasi, tapi kenyataannya hingga saat ini pemilihan kepimpinan di dalam Musda kali ini dengan mengedepankan calon tunggal, tentunya ini sangat menarik untuk dikaji karena sebagai bagian dari proses pembangunan demokrasi di Indonesia, apabila disetiap pemilihan selalu berbentuk calon tunggal, berarti saat ini Indonesia khususnya KNPI sebagai organisasi pemuda sedang menuju kemerosotan demokrasi," Ucap Adi.
Lebih lanjut lagi Adi menjelaskan, dengan majunya Rizki Putra Sandika sebagai calon ini menunjukkan tingginya partisipasi anggota KNPI dalam menunjang sistem demokrasi dan mencerminkan KNPI mempunyai kader yang berkualitas dalam memimpin dan dipimpin, sudah bagus Rizki mau mencalonkan diri, akan tetapi ketika dari Sterring Committe sudah menetapkan secara sepihak diluar persidangan maka KNPI tidak memperhatikan bagaimana demokrasi yang baik, jangan dibiarkan ada calon tunggal, nanti KNPI dilihat tidak berkualitas, kurangnya kader yang tidak bisa memimpin dan tidak demokratis.
"Kami berharap dalam persidangan nanti, panitia ataupun SC dan OC Musda VIII KNPI Kota Cilegon, bersifat netral dan mengedepankan asas demokrasi serta membiarkan para anggota memilih siapa calon pemimpin ataupun mengajukan dirinya sendiri sebagai calon pemimpin, Konsep demokrasi kan dipimpin dan memimpin, dipilih dan memilih. Kalau kita dibatasi dengan calon tunggal, berarti hak pilih dan hak memilih kita dirampas paksa, seharusnya pihak panitia menghargai Hak-hak tersebut," Tutupnya.
Editor : Mahesa Apriandi