SERANG, iNewsBanten - Partai Politik (Parpol) yang lolos dan mendaftarkan sebagai peserta pemilu 2024 memilih untuk mengusung bakal calon anggota legislatif (caleg) dari kalangan petahana atau wajah wajah lama dalam partai politik.
Kekuatan para petahana diyakini masih bisa memastikan perolehan kursi bagi parpol setidaknya sama dengan raihan pada pemilu periode sebelumnya.
Hal itu dikatakan Akedimisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) sekaligus pengamat politik Iksan Ahmad bahwa Parpol adalah satu satunya lembaga yang saat ini tidak mau adaptif terhadap esensi demokrasi.
"Oleh karena itu kaderisasi organisasi yang paling buruk saat ini adalah parpol." Kata Iksan kepada iNewsBanten Sabtu (13/5/2023).
Menurut Iksan, Ini alasan mengapa orang lama menguasai politik pemilu mendatang, jadi kata iksan, gaya feodalisme yang berbasis transaksional dengan mengedepankan demokrasi administrasi (prosedural) adalah ciri utama partai partai besar saat ini yang kemudian menciptakan peluang korupsi dan dekadensi moral.
"Sudah saatnya diterapkan sistem akreditasi kaderisasi untuk semua parpol dengan levelitas/jenjang dan lingkup aktifitasnya agar terjaga kualitas setiap parpol dalam mengusung kepemimpinan kadernya untuk masyarakat." ujarnya.
Lebih lanjut, Kata Iksan Sudah saatnya siapapun yang dicalonkan oleh parpol dibuat proses seleksi secara terbuka, seperti seleksi anggota KPU, Bawaslu, KPID, KI, dan sebagainya, dengan sistem, tahapan, penilaian yang terbuka.
"Prinsip demokrasi belum tentu berlaku, siapapun dapat memilih tetapi belum tentu bisa dicalonkan karena siapapun yang dicalonkan akan bergantung pada 3 faktor besar sebagai berikut: logistik dan transaksionalisme, feodalisme dan jaringan keluarga (dinasti), ketokohan berbasis kartel." terangnya.
Saat iNewsBanten menanyakan lebih lanjut mengenai parpol yang di isi wajah wajah lama, pengamat politik Iksan Ahmad menilai bahwa integritas dan kapabilitas bukan hal penting dalam demokrasi.
"Wajah lama atau baru jika tidak punya isi tas (uang) maka tak akan dihitung karena integritas dan kapabilitas bukan hal yang penting dalam demokrasi prosedural." tegasnya.
Selain itu, Kata dia Parpol adalah salah satu mata rantai korupsi di negeri ini, menjadi salah satu biang kerok persoalan tidak tegaknya karakter bangsa dan parpol menjadi salah satu lembaga yang sentralistik (tidak demokratis).
"Artinya ribut ribut masalah milenial adalah persoalan suara, bukan visi dan kepentingan kepemimpinan." tutupnya.
Editor : Mahesa Apriandi