Di satu sisi, adanya kebijakan beberapa negara seperti China yang merupakan market terbesar di asia tenggara dan sebagai opsi terdekat untuk substitusi negara tujuan, juga mulai membatasi produk-produk yang masuk kenegaranya.
"Selain itu membanjiri barang impor dari China, akibatnya pasar domestik tergerus oleh barang impor, pabrik tekstil yang seharusnya mereka bisa mengisi dalam pasar penjualan domestik, kalah bersaing, karena murah sekali," kata Said dalam konferensi pers virtual, Jumat (23/6/2023).
Said juga merinci beberapa perusahaan yang berpotensi melakukan PHK kepada karyawannya adalah PWI (Parkland World Indonesia) di Tangerang.
Di mana rencananya perusahaan tersebut bakal melakukan PHK pada 3.000 karyawan lagi pada gelombang II tahun ini.
Selain itu ada PT Panarub Industry yang terus melanjutkan trend PHK, selanjutnya ada perusahaan asal Cirebon yaitu PT Long Rich produsen pakaian dan sepatu, PT Bintang Baru Sukses (BBS) di Majalengka, dan dua perusahaan lagi di Jawa Tengah.
"Oleh karena itu KSPI dan partai buruh meminta kepada pemerintah untuk bersungguh-sungguh mengambil langkah terhadap gelombang PHK ini," sambungnya.
Said juga mendorong pemerintah untuk mulai mengurangi impor pakaian, sepatu, dari China untuk mengantisipasi adanya ancaman PHK di Indonesia.
Karena dengan adanya impor itu membuat porsi pasar domestik dikuasai oleh barang impor.
"Kemudian ada pengurangan biaya listrik, bener tidak itu sampai kepada perusahaan, jangan sampai perusahaan sudah kolaps baru dikasih, kebijakan presiden tentang insentif ini harus dipastikan tersampaikan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang dengan judul https://economy.okezone.com/read/2023/06/23/320/2836023/warning-120-ribu-pekerja-terancam-phk-tahun-ini
Editor : Mahesa Apriandi