MEDAN, iNewsBanten - Pembantu pengaturan jalan dipertigaan atau diprapatan yang sering disebut Pak Ogah, seorang pria ini diduga dianiaya oleh kepolisian Sabhara Kota Medan kejadian tersebut di Jalan Sisingamangaraja Medan, akibat penganiayaan tersebut korban mengalami patah tulang, Senin (23/10/2023).
Dari informasi yang diperoleh bahwa pemuda tersebut bernama Firdaus warga Jalan Pintu Air, Kelurahan Sitirejo I, Kecamatan Medan Kota. Pria berusia 36 tahun itu mengungkapkan bahwa Ia dikejar oleh petugas polisi lantaran menjadi pengatur jalan (Pak Ogah) diputaran jalan di depan RS Estomihi.
"Kami ada tiga orang, tapi aku yang dikejar, terus ketangkap dan dibawa ke dalam mobil truk oleh sabhara itu," katanya sambil merasakan sakit atas luka yang diterimanya.
Saat didalam mobil, kata Firdaus, petugas polisi itu langsung melakukan pemukulan terhadap dirinya. INews.id.
"Aku dipukuli ditendangi, udah bilang ampun tetap dipukuli. Sampai Amplas baru dituruni, ada belasan orang di dalamnya," ucapnya.
Sementara warga Jalan Pintu Air, Gang Langgar yang menerima korban, berinisial IS, mengatakan bahwa Ia menerima Firdaus dari tukang becak yang mengantarnya ke Pos Penjaga Malam.
"Tukang becak yang ngantar tadi ke sini. Kasian kali ini, diakan gak maling, kok dipukuli, ini udah penganiayaan," tegasnya.
IS juga meminta agar peristiwa dugaan penganiayaan ini harus diusut tuntas dan jangan tembang pilih, meski pelakunya oknum polisi.
Sementara itu terlihat korban dalam keadaan lemas, sesak nafas, dan payah untuk berbicara. Di tubuhnya dipenuhi oleh luka, dan tangannya sendiri diduga patah lantaran tidak bisa bergerak dan sakit saat dipegang. Saat ini, korban dibawa ke klinik terdekat untuk menjalani perawatan.
Editor : Mahesa Apriandi