"Saya bukan dalam posisi kampanye jadi tidak bisa menjawab siapa yang harus saya pilih, tapi dari ketiga calon ini tentu profilnya demokrasi harus dilakukan seluas-luasnya dengan pendekatan hukum, dan itu Prof Mahfud MD sudah teruji kualitas soal penegakan hukum yang dia lakukan," ujarnya.
Sementara, Peneliti Senior Populi Center Usep Saepul Ahyar menilai, pada Pilpres 2024 ini, pemilih milenial dan Gen Z pada Pilpres 2024 diketahui mencapai 51 persen dari jumlah pemilih. Pemilih kategori ini bisa menjadi penentu kemenangan pada Pilpres 2024. Pertimbangan rasional dalam memilih pemimpin dinilai akan menghasilkan sosok pemimpin yang lebih baik.
"Memang harus dibawa pemilih-pemilih pemula ini ke pemilih yang lebih rasional agar menghasilkan pemimpin yang lebih baik didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang rasional, jadi pemilih-pemilih rasional itu ya pemilih yang memang mempertimbangkan kondisi apa yang harus dihadapi, lalu kemudian memilih pemimpin yang bisa menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa," ujarnya.
Memilih calon pemimpin menggunakan pendekatan emosional masih mendominasi di Indonesia. Menurutnya, pemilih muda diharapkan lebih kritis dalam menentukan pilihannya pada Pilpres 2024 ini. Jika pemilih muda ini menggunakan pendekatan rasional proses demokrasi dinilai selangkah lebih maju.
Editor : Mahesa Apriandi