Dalam buku Soe Hok Gie Zaman Peralihan, ia bermimpi tentang kejayaan Mahasiswa akan semakin berkembang dari setiap periodenya. Dahulu, Mahasiswa menjadi pengawal kinerja dan pengamat taktik kotor para cukong, pengemban cita kebenaran dan keadilan.
Keadaan zaman saat ini berubah sedemikian rupa, Mahasiswa lebih tenang dengan kebebasan mimbar dalam organisasi menjadi hal yang sangat nyaman dinikmati. Maka langkah yang tepat adalah pembangunan intelektualitas yang diperlukan lebih dari sekedar teori. Bukan masanya lagi dimana kaum teknokrat semakin merebah dan beranak pinak.
Idealisme Vs Pragmatisme
Idealisme dan pragmatisme dalam sudut pandang filsafat dan gerakan Mahasiswa secara harfiah memiliki pengertian yang berbeda. Singkatnya, idealisme menurut Plato berarti bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide atau akal pemikiran manusia. Demikian dijelaskan dalam buku “Jejak Langkah Pemikiran Plato” karya David Melling.
Sementara itu, dalam buku “Menelusuri Pragmatisme” istilah Pragmatisme diambil oleh Charles Sanders Peirce dari Filsafat Kant. Dalam Filsafat Kant terdapat dua kata yang mirip namun berbeda arti dalam bahasa Yunani, yaitu praktikos dan pragmatikos.
Istilah praktikos atau praktis merujuk pada pengertian tindakan dengan tujuan pada dirinya sendiri sehingga pengertian tindakan ini hanya ada dalam ranah akal budi, bukan dalam pengalaman langsung. Sedangkan, pragmatikos atau pragmatis menekankan suatu gerak dari kehendak manusia untuk melaksanakan tujuan definitif sebagai tahap penting untuk mengklarifikasi pemikiran.
Di samping keadaan praktis dan pragmatis itu terdapat aliran pemikiran yang cukup dominan mempengaruhi Pragmatisme, yaitu Nominalisme. Bagi Nominalisme, universalia tidak memiliki eksistensi independen tetapi hanya berada (exist) sebagai sebutan. Yang nyata hanyalah yang fisik partikular. Pragmatisme mewarisi sifat nominalisme yang skeptis terhadap term-term umum dan abstrak.
Editor : Mahesa Apriandi