get app
inews
Aa Text
Read Next : Mengupas Kenaikan PPN Menjadi 12 Persen Peluang atau Beban Baru bagi Ekonomi Indonesia

Kenakalan Remaja Di Banten : Dari Krisis Identitas Ke Tindak Kriminal, Mengapa Kita Harus Peduli?

Selasa, 25 Februari 2025 | 22:54 WIB
header img
Foto: Risma Rachmawaty

SERANG, iNewsBanten - Peningkatan tingkat kriminal di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh orang dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan remaja. Di era sekarang ini, kenakalan remaja  sudah melampaui batas yang sewajarnya dan cukup mengkhawatirkan. Banyak anak di bawah umur yang sudah mengenal seperti rokok, narkoba, sex bebas, balap liar, tawuran, minuman keras, judi online dan bahkan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. 

Oleh karena itu permasalahan kenakalan remaja ini tidak lagi dapat dipandang sebagai sekadar perilaku individu semata, tetapi juga harus dilihat dari sudut pandang yang lebih luas. 

"Hal ini tercermin dari tingkat kenakalan remaja yang meningkat, khususnya di Banten, yang menunjukkan bahwa banyak faktor kompleks yang berkontribusi pada fenomena ini," ujar Risma Rachmawati Bendahara Umum PERMAHI

Judi Online di Kalangan Remaja

Beberapa remaja terlibat dalam perilaku kenakalan sebagai cara untuk melarikan diri dari tekanan sosial, konflik dalam keluarga, atau ketidakpastian terkait masa depan mereka. Situasi ini seringkali diperparah dengan ketimpangan ekonomi, seperti tidak memiliki peluang yang sama. Hal ini membuat sebagian remaja merasa terabaikan. 

"Karena demikian, kenakalan kerap dianggap sebagai solusi cepat," katanya.

Tingginya angka pengangguran di kalangan remaja juga menjadi faktor pemicunya, karena minimnya peluang untuk membangun masa depan yang stabil dapat mendorong remaja melibatkan diri untuk melakukan tindakan negatif sebagai bentuk ekspresi ketidakpuasan terhadap kehidupan yang penuh tantangan. Selain itu, kurangnya peran pengawasan orang tua terhadap remaja yang memiliki akses mudah ke internet sering terpapar konten berbahaya, seperti dapat mengakses perjudian online.

"Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan bahwa hampir 200.000 anak  dengan rentang usia 11-19 tahun  di Indonesia terlibat dalam judi online  pada 2024. Fenomena ini di sebabkan karna kurangnya kesadaran dari remaja akan dampak kecanduan judi online tersebut," tambahnya.

Hal ini menjadi tantangan karena kenakalan remaja kini meluas ke ranah digital, menciptakan dimensi baru yang membutuhkan perhatian serius. 
Upaya Terhadap Penanggulangan Kenakalan Remaja 
Penanggulangan Kenakalan Remaja merupakan kewajiban tanggung jawab tidak hanya individu tapi juga kelompok, masyarakat dan pemerintah. 

"Berbagai upaya telah dilakukan untuk menciptakan lingkungan remaja yang lebih baik sehingga dapat membantu mereka beradaptasi dengan keadaan disekitarnya,"  

Upaya Preventif: 

Edukasi dan Pembinaan
Penyuluhan dan edukasi merupakan langkah awal yang penting. Program pembinaan ini bertujuan untuk memberikan generasi muda informasi dan keterampilan yang mereka butuhkan dalam membuat keputusan yang bijak. 
Melalui program ini remaja akan diajarkan  tentang resiko kenakalan, termasuk Judi Online, dan cara menghindarinya. 

Dengan mendapatkan pemahaman yang lebih luas, remaja diharapkan akan mampu menahan diri dari perilaku buruk dan memberikan kontribusi positif  dalam masyarakat.

Upaya Represif:

Penindakan dan Rehabilitasi 
Dalam hal ini penegakan hukum berupa penindakan yang tegas diperlukan untuk menangani mereka yang menyebarkan konten berbahaya, seperti judi online. 

"Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) memberikan landasan hukum untuk menindak tegas pelanggaran ini. Namun, penegakan hukum tidak hanya berhenti sampai di situ,"

Remaja yang terlibat dalam kenakalan remaja juga memerlukan konseling dan rehabilitasi. Mereka yang tertangkap karena tindakan kriminal akan mendapatkan pembinaan di pusat rehabilitasi, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).

Efektivitas dalam menangani kenakalan remaja
meskipun terdapat upaya-upaya untuk menangani kenakalan remaja telah dilakukan, baik melalui pendekatan preventif maupun represif, efektivitasnya masih menjadi perdebatan. Remaja yang memiliki hubungan dekat dengan orang tuanya cenderung lebih mampu menghindari perilaku buruk, hal ini dijelaskan dalam studi penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Youth and Adolescence. 

Masalah kenakalan remaja di Banten telah berkembang menjadi fenomena yang sangat mengkhawatirkan, meski sudah melakukan berbagai upaya, hal ini masih belum efektif karena lemahnya sinergi antara berbagai pihak yang terlibat. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan pendekatan yang lebih menyeluruh tidak hanya mencegah tetapi juga menawarkan alternatif yang membangun. 

"Penyuluhan dan edukasi masih tetap perlu ditingkatkan, dengan dibarengi pendekatan yang memberdayakan dan relevan dengan kebutuhan remaja,"

Selain itu, harus ada perubahan struktural seperti peningkatan terhadap akses Pendidikan berkualitas dan menyediakan lingkungan yang mendukung Kesehatan mental remaja. Sehingga pendekatan holistik yang melibatkan semua pihak menjadi kunci untuk perubahan yang berkelanjutan.

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut