JAKARTA, iNewsBanten - Pemerintah telah menyiapkan 3 skenario untuk mengantisipasi lonjakan anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) akibat kenaikan harga minyak dunia.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, ada tiga skenario yang dipersiapkan, yaitu worst case, good case, dan normal case.
"Ini kita kan (harga minyak) 100, tapi kalau worst case hitunganya bisa jadi 200 kalau 200 itu dikalikan dua saja. Nah, ini yang harus bisa kami antisipasi, untuk itu (subsidi) kami memang harus tepat sasaran," ungkap Arifin, dalam acara Forum Kapasitas Nasional II-2022 l, Rabu (27/7/2022).
Dia menjelaskan, ketiga skenario itu sama-sama menjamin ketersediaan stok BBM terjaga untuk masyarakat. Jika memang terjadi skenario terburuk, Kementerian ESDM tetap berkoordinasi dengan kementrian terkait, termasuk Kementrian Keuangan, untuk dapat menjamin pasokan BBM sampai kepada masyarakat.
"Ya kami harus koordinasi selalu. Pertama kami jaga pasokan. Kedua kami laksanakan peraturan ini sesuai dengan revisi (Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014)," kata Arifin.
Dia menuturkan, jika nantinya kuota BBM subisidi yang telah ditetapkan jebol, pihaknya memastikan telah ada hitungan terkait data kuota yang tidak tertampung.
Berbicara mengenai potensi penambahan anggaran untuk BBM, Arifin mengatakan hal tersebut bergantung pada harga minyak dunia yang saat ini masih mengalami fluktuasi.
"Kami harus lihat fluktuasi dari harga minyak dunia karena kan masih fluktuatif yang tertinggi pernah 117, tapi kemarin sudah turun sedikit di atas 100, kemarin juga sudah disampaikan bahwa Rusia dan Ukraina sepakat untuk mengamankan pasokan gandum dan pupuk, kami harap juga ke depan mudah-mudahan migas juga demikian," ujar Arifin.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait