Berikut Deretan PO Bus Zaman Dulu, Sejak Jaman Presiden Soekarno yang Masih Bertahan hingga Saat ini
JAKARTA, iNewsBanten - Bus menjadi moda transportasi yang diandalkan sejak dahulu karena dapat menampung banyak orang. Presiden Soekarno juga pernah meresmikan beberapa Perusahaan Otobus (PO) angkutan perkotaan.
Sejak zaman kemerdekaan hingga tahun 1990-an, angkutan umum memang menjadi andalan masyarakat untuk bepergian. Sebab, harga mobil pribadi saat itu sangat mahal, dan hanya orang-orang tertentu yang bisa memilikinya.
Lantas PO bus apa saja yang pernah beroperasi di zaman Presiden Soekarno? Bahkan, ada yang bertahan hingga sekarana. Berikut deretannya.
1.Bus Robur
Bus Robur yang pertama kali tiba di Indonesia merupakan model LO 2500 yang menggendong mesin dengan tenaga 70 hp. Bus ini juga menjadi bagian dari proyek pengadaan bus untuk keperluan Asian Games 1962 yang dicetuskan Presiden Soekarno.
Pada 1967, 50 bus Robur dioperasikan di Jakarta oleh PT Tavip sebagai operator, yang melayani trayek Grogol-Lapangan Banteng, Jembatan Semanggi-Harmoni-Lapangan Banteng, dan Rawamangun-Salemba-Lapangan Banteng.
Moda transportasi ini sangat popuper karena menggantikan peran trem yang didepak oleh Presiden Soekarno. Trem yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dianggap sudah terlalu kuno dan usang.
Bus Robur sangat populer sejak kedatangannya hingga tahun 1970-an, dan tergantikan setelah 20 tahun berkiprah di Jakarta. Pada 1980-an, bus Robur yang sudah usang mulai digantikan dengan Metromini yang memiliki desain lebih modern.
2. Metromini
Sayangnya, perusahaan tersebut tidak mampu mengelola bus yang identik berwarna merah itu dengan baik. Barulah pada 1976, PT Metromini didirikan bersamaan dengan Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) atas instruksur Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
Setelah PT Metromini dan Kopaja diresmikan pada 1978 oleh Gubernur Tjokropanolo sebagai sebagai pengelola bus medium, armadanya diremajakan. Ini awal mula bus robur digantikan dengan unit Metromini yang lebih modern.
Bus-bus Robur digantikan dengan bus medium buatan Mitsubishi. Pada 1990, Metromini menguasai 60 trayek di Jakarta dengan 3.000 armada bus. Namun, perannya sebagai angkutan perkotaan akhirnya digantikan oleh TransJakarta.
3. PO Sabang Jaya
Perusahaan ini berasal dari Pulau Bangka yang didirikan oleh Lie Sung Fuk pada 1954, yang melayani trayek Pangkalpinang-Toboali. Saat itu, PO Sabang Jaya menggunakan bus Chevrolet produksi 1947 yang masih menggunakan kayu.
Namun, mobil pertama yang dimiliki oleh Lie Sung Fuk adalah Dodge pada tahun 1946 dengan nomor polisi B 942. Ini merupakan mobil yang sering digunakan untuk mengangkat kayu ke Pangkalpinang.
Ketika Lie Sung Fuk meninggal pada 1984, sang putra, Lie Po Sang, mulai meneruskan usaha jasa layanan angkutan bus yang saat itu masih perorangan. Berjalanya waktu, bus milik Lie Po Sang terus bertambah, hingga memiliki 12 izin trayek.
4. Damri
Damri merupakan salah satu Perusahaan Otobus (PO) yang masih bertahan hingga saat ini. Ini menjadi satu-satunya operator bus yang melayani banyak trayek angkutan mulai dari perkotaan, AKDP, AKAP, antar Pulau, hingga antar lintas batas negara.
Perusahaan ini memulai sejarahnya sebagai sebuah jawatan dengan diterbitkannya Maklumat Kementerian Perhubungan RI No.01/DAMRI/46 tanggal 25 November 1946. Di mana jawatan tersebut diberi tugas untuk menyelenggarakan angkutan penumpang dan barang di atas jalan dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Pada 25 November 1946, berdasarkan Maklumat Menteri Perhubungan RI No.01/DAM/46 dibentuklah ‘Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia’, disingkat DAMRI. Tugas utamanya adalah menyelenggarakan pengangkutan darat dengan bus, truk, dan angkutan bermotor lainnya.
Pada 1961, terjadi peralihan status Damri menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara (BPUPN) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 233 Tahun 1961, yang kemudian pada 1965 BPUPN dihapus dan Damri ditetapkan menjadi Perusahaan Negara (PN).
5. NPM (Naiklah Perusahaan Minang)
PO NPM bis dikatakan sebagai salah satu yang tertua dalam penyedia layanan transportasi massal dengan menggunakan bus. Perusahaan ini didirikan pada zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada 1937 oleh Bahauddin Sutan Barbangsi Nan Kuniang.
Perusahaan ini berbasis di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, dikelola oleh generasi ketiga, yaitu Angga Vircansa Chairul. Dikutip dari kanal YouTube Perpalz TV, Angga mengungkapkan bahwa dulu angkutan hanya ada dokar.
“Founder perusahaan ini adalah kakek saya, Bapak Bahauddin Sutan Barbangso Nan Kuniang. Dia berkongsi dengan beberapa orang lainnya, dan kakek saya dulu itu istilahnya Tokek Bendi atau pengusaha dokar,” kata Angga dalam unggahan video Perpalz TV.
Setelah melihat adanya peluang, kakeknya bersama dengan rekan-rekannya menghadirkan bus untuk sarana transportasi modern. Saat itu, bus yang digunakan adalah Dodge dengan ciri khas memiliki moncong depan.
“Ketika kakek saya meninggal pada 1970-an akhir. Papa saya anak bungsu dari sembilan bersaudara. Papa saya waktu itu lulus dari SMA mau kuliah, tapi keluarga meminta untuk langsung meneruskan usaha keluarga,” ujar Angga.
Diungkapkan oleh Angga, sang ayah meninggal pada 2006, dalam perjalanan dari Jakarta menuju Sidney, Australia. Saat itu, Angga masih menjalani kuliah di Australia dan selesai pada 2007, barulah kembali ke Padang Panjang.
“Selesai kuliah, saya keterima kerja di salah satu bank swasta di Jakarta. Saya kerja selama 2,5 tahun. Tapi, selama itu juga pulang-pergi ke Padang Panjang. Selama itu juga kita observasi dan akhirnya membuat keputusan karena sudah mulai reparasi unit,” uangkap Angga.
Hingga saat ini, PO NPM masih melayani rute Padang Panjang-Jakarta dan sekitarnya dengan armadanya yang sudah diremajakan. Di bawah kepemimpinan Angga, ada banyak terobosan yang membuat perusahaan tetap bertahan.
Artikel ini sudah tayang di inews.id
https://www.inews.id/otomotif/niaga/deretan-po-bus-zaman-presiden-soekarno-ini-yang-masih-bertahan
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait