"PHK juga masih ada bahkan sekarang beberapa bulan terakhir banyak perusahaan-perusahaan yang kelas menengah di mana buruhnya ada sekitar 1.000-3.000 orang itu sudah banyak yang tutup. Kalo yang perusahaan besar mungkin bisa bertahan karena cash flownya yang kuat jadi masih bisa diadjust dengan mengurangi produksi dan tetap bertahan. Tapi kalo perusahaan perusahaan yang cash flownya nggak kuat, pilihannya adalah tutup," terang Redma.
Redma mengungkapkan, pemicu anjloknya industri tekstil saat ini karena maraknya baju-baju impor ke pasar domestik, baik itu kondisi barang baru maupun bekas. Padahal, sasaran para pengusaha tekstil nasional 70% adalah pasar domestik.
Maka dari itu, pihaknya mendukung penuh langkah pemerintah memusnahkan barang-barang bekas impor di dalam negeri.
Sebab, jika tidak demikian, industri tekstil lokal akan semakin terpuruk.
"Jadi sekarang ini pasar domestik lah yang justru menjadi konsen dari pelaku industri tekstil dan juga produk tekstil," pungkas Redma.
Artikel ini telah tayang dengan judul https://economy.okezone.com/read/2023/05/24/320/2819051/industri-tekstil-sedang-tidak-baik-phk-massal-terus-terjadi
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait