"Tidak menjadi soal ketika ASN mendaftarkan diri (Cawalkot) dan tidak mengundurkan diri selagi tidak melanggar hukum. Kemudian, banyaknya ASN ini terjadi karena kegagalan partai politik Kota Tangerang dalam menyiapkan kadernya untuk menjadi pemimpin. Sehingga partai politik harus mengaktualisasi ASN ini untuk menjadi pemimpin," ujar Iqbal Hibbatul Haqqi.
Iqbal juga meneruskan dengan pertanyaan retoris, Apakah ASN ini hanya menjadi boneka? Lalu jika ini benar, siapa yang membiayai ASN-ASN ini? Siapa yang menjadi bohir untuk ASN ini untuk bisa mencalonkan?
Ditempat yang sama Sekjen FAM, Shandi Martha Praja menyampaikan gagasannya bahwa berbicara politik ialah berbicara siasat untuk merebut kekuasaan. Takaran yang tepat untuk memilih pemimpin yakni Ideologi, tinggal kemudian kita yang akan menentukan ideologi apa yang tepat untuk rakyat.
Ia pun secara tegas melanjutkan, "Ada satu hal yang kita lupakan kawan-kawan, jika tadi PKPU memperbolehkan ASN yang mendaftarkan boleh tidak mencopot jabatannya. Ini kemudian menjadi aplikasi yang sangat kuat dengan akses kekuasaan dia (ASN) sebagai kepala dinas sangat bisa mengumpulkan logistik dengan cara tidak semestinya."
Editor : Mahesa Apriandi