"Saya mengajak kepada masyarakat khususnya ibu-ibu agar menanam kelor di pekarangan rumah atau lahan kosong dekat rumahnya. Kelor ini banyak manfaatnya. Kandungan gizinya luar biasa sehingga dapat menurunkan stunting pada anak-anak," jelasnya.
Sejauh ini, Siti Rogayati menanam kelor bersama masyarakat sekitar di pekarangan rumah dan lahan kosong agar saat panen mudah diakses oleh setiap keluarga. Kemudian daun kelor diolah menjadi berbagai produk makanan yang menarik dan disukai anak-anak, seperti bubur kelor, nugget kelor, jus kelor, teh kelor, dan biskuit kelor.
"Kami juga terus mengadakan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang dan manfaat daun kelor untuk kesehatan. Ini dilakukan melalui penyuluhan di posyandu, sekolah, dan pertemuan warga. Tentu sambil membagikan produk makanan berbasis kelor kepada keluarga yang memiliki anak berisiko stunting," jelasnya.
Setelah diberikan sosialisasi dan juga makanan berbahan olahan kelor, Siti Rogayati beserta kader lainnya melakukan monitoring secara rutin untuk melihat perkembangan anak dan memastikan mereka mengonsumsi makanan tersebut secara teratur. "Alhamdulillah stunting di Warnasari turun dari sebelumnya 35 menjadi 18 anak," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Cilegon, drg. Rully Kusumawardhany, mengapresiasi Siti Rogayati yang telah berhasil meraih penghargaan tersebut.
"Ibu Siti Rogayati telah mengabdikan diri sebagai kader Posyandu selama 28 tahun sejak tahun 1996. Selama perjalanan panjangnya, ia telah mengikuti berbagai pelatihan, lomba, serta meraih banyak sertifikat dan piagam penghargaan. Dia telah memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat," katanya.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait