Kegiatan ini semakin khidmat dengan pembacaan Sirah Nabawiyah dan syair Maulid Adh-Dhiyaullami yang dibawakan oleh grup hadrah santri. Suara lantunan pujian kepada Nabi menggema, menciptakan suasana penuh kedamaian di seluruh area pesantren.
Ustadz Muhammad Ali Abdullah, Imam Masjid Al Muhajirin, Sidney, turut hadir sebagai pembicara. Dalam penyampaiannya, ia mengaitkan peristiwa Isra Mi'raj dengan relevansi Palestina dan pentingnya menjaga ibadah di segala situasi. "Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa menegaskan bahwa Palestina memiliki tempat istimewa dalam keimanan umat Islam. Selain itu, hidup di negara minoritas Muslim seperti Australia mengajarkan pentingnya disiplin ibadah, meski tanpa fasilitas seperti di Indonesia," paparnya.
Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Syaikh Mustafa Mosawek Ahmad Mahmoud, Mab'uts Al-Azhar Asy-Syarif dari Mesir. Dalam tausiah singkatnya, ia menekankan pentingnya menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup. "Al-Qur'an bukan hanya untuk dibaca, tetapi juga untuk dipahami dan diamalkan. Mereka yang istiqamah akan mendapatkan cahaya di dunia dan akhirat," ujarnya.
Selain itu, peringatan Isra Mi'raj ini juga diramaikan dengan berbagai perlombaan, seperti Pidato Bilingual, Cerita Islami, Cerdas Cermat Islam, Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ), dan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).
Pondok Pesantren Darunnajah, yang memiliki 22 cabang di seluruh Indonesia dengan lebih dari 30 ribu santri, terus berkomitmen menjadi pusat pendidikan Islam modern. Pesantren ini berorientasi pada pembentukan generasi berkarakter kuat, inovatif, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait