“Dalam situasi rakyat masih dihimpit masalah seperti jalan rusak, akses pendidikan yang timpang, dan layanan kesehatan yang belum memadai, Pemprov justru memilih menyuntikkan modal ke bank yang belum menunjukkan performa signifikan,” ujar Mewaldi, mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) semester 8, sekaligus Koordinator Aliansi Mahasiswa Peduli Banten, kepada iNewsBanten, Jumat (30/5/2025).
Mewaldi menyoroti kurangnya transparansi publik atas penggunaan dana penyertaan modal sebelumnya, yang nilainya juga mencapai ratusan miliar rupiah.
“Ini bukan kali pertama uang rakyat digelontorkan untuk Bank Banten. Tapi sampai hari ini, laporan kinerja, profitabilitas, maupun kontribusinya terhadap pembangunan daerah sangat minim dipublikasikan,” tegasnya.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
