CILEGON, iNewsBanten-Pemerintah Kota Cilegon melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) menggandeng PT. Surya Segara Hana untuk menggelar Pelatihan Deteksi Gas Berbahaya. Pelatihan ini menyasar 80 peserta yang merupakan bagian dari program Balai Latihan Kerja (BLK), dengan tujuan membekali mereka keterampilan keselamatan kerja (K3) agar siap terjun ke industri, khususnya industri kimia yang rentan kebocoran gas dan risiko bencana.
"Industri kimia adalah sektor dengan potensi risiko tinggi. Karena itu, kita harus siapkan SDM yang terampil dalam mendeteksi dan menangani kebocoran gas sejak dini,"ujar Robinsar, saat membuka pelatihan di Aula Disnaker, Selasa (3/6/2025).
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini tidak hanya memberikan pemahaman teoretis, namun juga praktik lapangan menggunakan peralatan deteksi gas terbaru. Para peserta didampingi langsung oleh instruktur berpengalaman, dua di antaranya telah berkecimpung di bidang deteksi gas lebih dari 20 tahun.
Menariknya, dari 80 peserta, lima orang terbaik akan diberangkatkan ke Korea untuk mengikuti pelatihan lanjutan dan pembekalan di pusat pelatihan industri.
"Lima yang terbaik akan kami kirim ke Korea untuk memperdalam keahlian mereka di pusat pelatihan industri. Ini bentuk keseriusan kami dalam menyiapkan tenaga kerja berstandar internasional,"ungkap Robinsar.
Saat disinggung soal peluang kerja bagi para lulusan pelatihan ini, Robinsar optimis. Ia mengatakan bahwa pihaknya sengaja menghadirkan perwakilan dari beberapa industri kimia dalam pelatihan ini, dengan harapan mereka bisa melihat langsung potensi SDM lokal.
"Kita ingin para pelaku industri tahu, anak-anak Cilegon siap kerja dan siap hadapi tantangan. Mereka kami libatkan, bukan sekadar hadir, tapi juga memberi masukan terhadap kualitas pelatihan,"tambahnya.
Robinsar juga menyebutkan bahwa ke depan, program pelatihan BLK akan diperkuat dengan pendekatan "sovir"sistem pengawasan dan pembinaan untuk memastikan peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan awal, tetapi juga pembelajaran berkelanjutan di dunia kerja.
Sementara itu, Direktur PT. Surya Segara Hana, Suryadinata, menegaskan bahwa pelatihan ini murni sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas tenaga kerja lokal, dan tidak berkaitan dengan insiden flaring yang sempat ramai sebelumnya.
"Kami ingin tegaskan, pelatihan ini tidak ada hubungannya dengan flaring. Ini murni untuk membekali warga dengan kemampuan deteksi gas berbahaya agar lebih siap menghadapi situasi darurat," ujar Suryadinata dengan nada tegas.
Ia juga menjelaskan bahwa teknologi yang digunakan dalam pelatihan ini telah digunakan di berbagai perusahaan global, dan vendor pelatihan yang terlibat memiliki sertifikasi dan pengalaman panjang di bidangnya.
"Penanganan gas berbahaya harus dilakukan secara cepat dan tepat. Dengan pelatihan ini, kami berharap peserta bisa menjadi garda depan dalam penanganan isu-isu keselamatan industri di Cilegon," jelasnya.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
