CILEGON, iNewsBanten -Genangan air setinggi pinggang orang dewasa kembali melanda Lingkungan Kali Baru, RW 02, Kelurahan Gerem, Cilegon. Wilayah ini langganan banjir setiap musim hujan, namun sampai kini belum ada solusi tuntas yang dirasakan warga. Situasi ini sudah bertahun-tahun menjadi keluhan tanpa penanganan yang benar-benar menyelesaikan akar masalah.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Cilegon, Muhammad Saiful Basri, menyampaikan keresahan masyarakat dalam rapat koordinasi lintas instansi yang berlangsung di Kantor Kecamatan Grogol, Rabu (25/6/2025). Hadir dalam forum tersebut sejumlah tokoh seperti Camat Grogol, Lurah Gerem, unsur TNI AL dari Lanal Banten, serta perwakilan dari kalangan industri di sekitar lokasi banjir.
“Selama ini hanya penanganan sementara yang dilakukan. Ketika hujan turun, saluran dibersihkan seadanya, tapi air tetap meluap ke rumah warga. Tingginya bahkan mencapai sepinggang,” kata Saiful dalam pertemuan itu.
Menurutnya, penyebab utama banjir adalah pendangkalan saluran air karena tumpukan lumpur dan sampah. Ia juga mengungkapkan beberapa gorong-gorong sudah tidak bisa dilalui air karena tersumbat total.
“Saluran drainase di sana banyak yang sempit dan lebih rendah dari badan jalan, jadi air tertahan. Parahnya, jalur lama yang melintasi PT Trenjio Unggul, PT BMT, hingga PT Dove sudah tak berfungsi lagi,” tambahnya.
Saiful mengusulkan solusi menyeluruh yang terdiri dari penanganan cepat, program jangka menengah, hingga strategi jangka panjang. Ia menyatakan sudah menjalin koordinasi dengan Dinas PU dan berkomitmen menurunkan alat berat untuk mengeruk saluran air.
“Untuk mempercepat aksi, saya akan bantu turunkan satu unit alat berat pribadi dan armada truk. Dari pihak industri juga siap mendukung, termasuk bantuan personel dari Pomal yang akan ikut bersih-bersih bersama warga,” jelasnya.
Terkait aspek kebijakan, Saiful menyebut belum ada Perda yang direvisi khusus untuk penanggulangan banjir. Namun, ia menginformasikan bahwa pansus kelurahan sedang disiapkan, salah satu fokus utamanya adalah tata kelola sampah.
“Persoalan sampah ini mendesak. Kalau dikelola dengan konsep daur ulang dan pemilahan, bisa mengurangi banjir sekaligus menciptakan nilai tambah ekonomi,” ujarnya.
Lurah Gerem, Rahmadi Ramidin, menanggapi positif sinergi dari berbagai unsur dalam forum koordinasi tersebut. Ia menilai langkah awal ini bisa menjadi tonggak penanganan yang lebih terstruktur dan kolaboratif.
“Selasa depan, pengerukan sedimen akan dimulai oleh Dinas PU dan tim gabungan di salah satu titik paling kritis. Setelah itu, kami akan bergerak ke titik-titik lain di Gerem Raya bersama Camat dan perusahaan sekitar,” ujar Rahmadi.
Warga Kali Baru kini menanti aksi nyata, bukan lagi sekadar rapat dan janji. Mereka berharap upaya yang akan dilakukan benar-benar mengurangi risiko banjir yang selama ini menjadi ancaman tahunan.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
