Solusi Mengatasi Limbah Plastik Dengan Cacing Super

Riko Mahareza
Solusi Mengatasi Limbah Plastik Dengan Cacing Super (ist)

SERANG, iNewBanten.id - Siapa yang tidak takut mendengar limbah plastik yang terus merajalela karena merupakan masalah serius bagi kehidupan manusia serta lingkunganya karena sifat dari plastic sendiri sulit untuk terurai.

Tapi tenang saja, karena belum lama ini para ilmuwan menemukan seekor larva yang mampu bertahan hidup memakan Polistirena (bahan polimer untuk membuat styrofoam). Larva ini dikenal dengan nama Super Worm atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai cacing super

Seekor larva berasal dari spesies kumbang gelap Zophobas morio diharapkan bisa menjadi dasar penyelidikan di masa depan terhadap “proses upcycle sampah plastik berbasis mikroba”. Hasil temuannya dipublikasikan dalam jurnal Microbial Genomics.

“Larva serangga memiliki rekam jejak yang bagus dalam merusak dan memakan plastik,” ungkap Chris Rinke, dosen senior di Australian Center for Ecogenomics (ACE), University of Queensland, melalui email. “Penelitian sebelumnya telah menunjukkan waxworm (ulat lilin) dan mealworm dapat memakan plastik. Kami pun berpikir kalau larva berukuran kecil saja bisa melakukannya, maka superworm yang lebih besar (hingga 5,5 cm) mungkin lebih efisien dalam melahap plastik.”

“Rupanya, superworm doyan polistirena,” imbuhnya. “Awalnya kami tidak tahu superworm bisa bertahan hidup dengan memakan plastik, tapi kami tetap berharap tinggi.” 

Selama eksperimen, tim peneliti Rinke membagi 171 superworm ke dalam tiga kelompok dengan pola makan berbeda-beda. Kelompok pertama cuma makan polistirena, kelompok kedua makan dedak, dan kelompok terakhir berpuasa ketat. Mereka memperhatikan, tindakan kanibalisme pada superworm yang puasa “mengisolasi desain eksperimental kami yang dimodifikasi menampung hewan kontrol yang kelaparan, sedangkan hewan dalam dua kelompok lain ditempatkan bersama selama percobaan makan,” demikian bunyi penelitiannya.

Selain pengamatan yang sangat mendalam terhadap perilaku Superworm, para ilmuwan juga mengidentifikasi adanya jalur genetik yang terkait dengan kemampuan larva memakan plastic menggunakan pengurutan gen. percobaan tersebut memiliki hasil “analisis metagenomik pertama dari mikrobioma serangga terkait plastic.” Ujar para peneliti.

seperti namanya, cacing super makhluk yang kuat. Lebih dari 95 persen cacing dari setiap kelompok tetap hidup selama percobaan tiga minggu.

Cacing pemakan dedak menjadi yang paling banyak bertambah beratnya, tapi larva pemakan polistirena juga sedikit lebih berat dan jauh lebih aktif daripada cacing kelaparan. Hal ini menunjukkan cacing-cacing itu tetap mendapat nutrisi, meski makanannya limbah plastik. Namun, harus diakui pola makan ini memengaruhi kesehatannya.

“Cacing super pemakan polistirena hanya bertambah sedikit berat badannya, dan keragaman mikrobioma ususnya menurun. Ini menandakan polistirena bukan makanan bagus, seperti yang telah kami duga,” ujar Rinke. “Kami juga menemukan bukti potensi bakteri patogen, yang menunjukkan diet polistirena berdampak negatif pada kesehatan cacing. Memberi makanan tambahan seperti limbah makanan atau bioproduk pertanian mungkin dapat meningkatkan kualitas kesehatannya.”

Rinke mencatat, meski superworm bisa berperan dalam mengurangi limbah plastik, fokus penelitian ini terletak pada mikroba usus larva. Menurutnya, kemampuan pencernaan cacing bisa ditiru secara artifisial dan dimanfaatkan dalam skala besar pada bioreaktor dan fasilitas pengolahan plastik lainnya.

“Sekarang kami punya katalog semua enzim bakteri yang dikodekan dalam usus cacing super, dan berencana menyelidiki lebih lanjut enzim dengan kemampuan mendegradasi polistirena,” katanya. “Kami akan mengkarakterisasikannya secara lebih rinci selama beberapa tahun ke depan untuk menemukan enzim yang paling efisien, yang kemudian dapat ditingkatkan lebih jauh dengan rekayasa enzim.”

Rinke menyebut tujuan akhirnya yaitu mereka tidak perlu lagi mengorbankan cacing super. Diharapkan bisa tercipta alat penghancur sampah, yang diikuti oleh degradasi mikroba dalam bioreaktor, dan produksi mikroba selanjutnya dari senyawa bernilai lebih tinggi seperti bioplastik. 

“Pendekatan upcycling ini akan membuat proses daur ulang plastik lebih ekonomis dan mendorong kebiasaan daur ulang plastik,” simpulnya.

 

Editor : Mahesa Apriandi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network