SERANG, iNewsBanten - Ban vulkanisir atau ban bekas yang diubah menjadi tampak baru banyak digunakan pemilik kendaraan di Indonesia. Padahal, penggunaannya menjadi pro dan kontra.
Ban vulkanisir dinilai memiliki nilai plus karena harganya miring. Di sisi lain, ada bahaya yang mengancam.
Banyak orang yang menggunakan ban vulkanisir karena harga memang lebih murah dibandingkan ban keluaran pabrikan atau ban baru. Dipantau dari situs jual beli online, Minggu (22/1/2023), perbedaan harganya terpaut jauh.
Untuk ban motor saja bisa di angka Rp50 ribuan. Padahal jika melihat harga ban motor keluaran pabrik atau ban baru paling murah di kisaran Rp150 ribuan.
Sementara untuk ban mobil dibanderol mulai Rp400 ribuan. Sementara ban baru bisa mencapai Rp1 jutaan.
Meski memang ban vulkanisir sangat ramah di kantong, namun rupanya ada hal negatif yang mengintai. Dilansir dari laman Wahana Honda, kualitas ban vulkanisir tidak sekuat yang asli. Usianya hanya bertahan beberapa bulan saja.
Ban vulkanisir bahkan akan lebih cepat kembali gundul pada sisi batikannya ketika digunakan dalam jangka waktu lama atau sehari-hari.
Selain itu, tingkat kenyamanan dari ban vulkanisir juga tidak sebaik ban keluaran pabrik atau ban baru.
Memang, di awal penggunaannya ban vulkanisir tidak menimbulkan masalah apapun, kesan yang terasa masih seperti ban baru. Tapi, setelah dipakai dalam jangka waktu tertentu akan terasa kurang nyaman.
Tidak hanya itu saja, dikarenakan pada tapaknya hanya berupa lapisan, maka ban vulkanisir lebih muda benjol, terutama ketika digunakan di jalanan yang tidak rata. Bisa dikatakan ban vulkanisir kualitasnya hanya 60 persen dari ban pabrikan.
Editor : Mahesa Apriandi