GAZA, iNewsBanten - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah memposting di X bahwa tentaranya telah mengambil alih pos terdepan Hamas di Jabalia di Gaza utara.
Mereka mengatakan diperlukan waktu selama sepuluh jam pertempuran, di mana mereka melenyapkan anggota Hamas, menyita banyak senjata, menemukan terowongan Hamas, termasuk terowongan yang terletak di dekat taman kanak-kanak dan mengarah ke jalur bawah tanah yang luas.
Hal ini terjadi ketika kantor berita Palestina Wafa melaporkan bahwa pesawat Israel telah mengebom dan menghancurkan sebuah rumah di kamp pengungsi Jabalia dengan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan. Puluhan orang dilaporkan terluka di Kota Gaza.
BBC belum dapat memverifikasi laporan tersebut. Militer Israel sebelumnya mengatakan Hamas telah kehilangan kendali atas Gaza utara dan pasukannya telah maju ke Kota Gaza.
Sebelumnya, IDF pada Rabu (8/11/2023) mengklaim telah menghancurkan 130 terowongan Hamas sejak dimulainya perang, ketika Israel melanjutkan “perluasan” operasi daratnya di Gaza.
“Para insinyur tempur yang bertempur di Gaza menghancurkan senjata musuh dan mencari lokasi, mengekspos, dan meledakkan terowongan. Dengan perluasan operasi darat di Jalur Gaza, para prajurit menggagalkan infrastruktur teroris Hamas,” kata IDF dalam siaran persnya pada Rabu (8/11/2023).
“Sebagai bagian dari aktivitas pasukan darat di Jalur Gaza, tentara IDF saat ini berupaya mengungkap dan menghancurkan terowongan Hamas,” lanjut pernyataan itu.
Sementara itu, Hamas dilaporkan merilis video yang menujukkan bentrokan dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Gaza. Meskipun IDF telah mengepung Kota Gaza dan menghabiskan lebih dari sebulan menargetkan posisi dan terowongan Hamas, rekaman serangan yang baru-baru ini dirilis oleh Hamas dan dianalisis oleh CNN membantu menggambarkan betapa sulitnya menghentikan Hamas.
CNN telah melakukan geolokasi sejumlah bentrokan yang terlihat dalam video Hamas ke tiga lokasi utama. Yakni kamp pengungsi Al-Shati, Atatra dan Beit Hanoun. Video tersebut dirilis setelah invasi darat Israel dimulai.
Editor : Mahesa Apriandi