Oleh karena itu agama Islam menggariskan tentang pengertian kebajikan yang hakiki seperti yang digariskan firman Allah SWT dalam surat AI Baqarah ayat 177 :
Nilai kebajikan yang terkandung pada ayat di atas bukanlah dengan menghadapkan wajah kearah barat atau timur, bukan dengan berkiblat dan menyembah kepada bendabenda atau makhluk halus, tetapi nilai kebajikan yang tersurat dan tersirat pada ayat tersebut meliputi 4 faktor yang saling berkaitan dan harus disatupadukan dalam praktek hidup dan kehidupan manusia yaitu :
1. Segi Aqidah
Segi aqidah yang terkandung dalam kalimat "beriman kepada Allah SWT, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi Allah". Manusia sering terperosok kedalam suatu kepercayaan semu dan dijadikan sebagai pegangan dalam hidup dan kehidupan.
Al-Qur'an menyodorkan ideologi yang tegas, tidak pemah berubah, dan tidak pernah ada orang yang sanggup mengubahnya.
Ideologi Al-Qur'an didasari keimanan kepada keEsaan Allah SWT, secara mutlak. Al-Qur'an mengajarkan tiada Tuhan selain Allah SWT dan hanya kepada-Nya lah manusia berserah diri. Tauhid dalam Islam adalah mumi, tidak bercampur dengan nilai-nilai kepercayaan lain.
2. Segi sosial ekonomi
Segi ekonomi yang terkandung dalam kalimat "memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir dan orang-orang yang meminta-minta serta hamba sahaya".
Kita sebagai muslim harus mempunyai kesetiakawanan sosial yang tinggi dan peka terhadap kondisi sosial yang ada disekitar kita. Konsekwensinya kita harus menjadi orang yang penderma, jangan berharap menjadi orang yang diberi derma, sebagaimana anjuran Rasulullah SAW.
3. Segi Ibadah
Segi ibadah yang terkandung dalam kalimat "mendirikan shalat dan menunaikan zakat". Dalam kehidupan manusia terkadang ada hal-hal yang tidak terjangkau oleh otak, tak dapat diraba oleh hati, tetapi hal-hal yang luar biasa itu kerap kali muncul dalam bentuk yang nyata.
4. Segi moral
Segi Moral yang terkandung dalam kalimat "dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan".
Tidaklah sempurna kiranya betapapun seseorang telah menjalankan shalat, menunaikan zakat, dan ibadah-ibadah lain tanpa disertai oleh sikap moral yang baik atau "al-akhlaqul karimah" pada dirinya.
Tidak sedikit orang yang rajin shalat, menunaikan zakat bahkan sudah bertitel haji sekalipun ucapanucapannya masih sering melontarkan kata-kata kotor, keji, mengumpat, menyakiti orang lain, berbohong dan sebagainya. Maka disinilah diperlukan ajaran moral menurut Islam agar manusia dapat bersikap dan bertindak dengan penuh nilai kebajikan dan nilai kemuliaan.
Demikian khutbah Jumat Nuzulul Quran, hikmah diturunkannya Al Quran ke bumi untuk keselamatan manusia.
Wallahu A'lam
Editor : Mahesa Apriandi