Selama kegiatan, emak-emak antusias mengikuti tahapan yang diinstruksikan chef Ranu, mulai dari memotong daun pisang, membuat adonan, hingga menghasilkan kue tradisional yang siap dinikmati.
Kemudian, ia juga menyampaikan bahwa pelatihan yang diberikan kepada emak-emak ini lebih fokus pada jajanan tradisional, terutama kue papais.
"Kenapa memilih papais? Karena selama ini papais itu isinya pisang dan sayuran saja. Kali ini, kami membuatnya dengan isian daging ayam agar lebih berbeda dan mengandung protein yang bagus untuk anak-anak," katanya.
Salah satu emak-emak yang mengikuti pelatihan, Dian, mengatakan bahwa para emak-emak di kampungnya sebelumnya memang sering memproduksi kue tradisional seperti kue pais meto, pais pisang, dan lain sebagainya, untuk dipasarkan sesuai pesanan. Meski begitu, ia mendapatkan ilmu baru tentang ilmu tata boga, khususnya kue jajanan tradisional ini.
"Isiannya ada pisang, ada yang ayam, ada juga yang sayuran. Harga satuannya Rp 2 ribu per pcs, dijualnya beda-beda, ada yang di pasar, ada yang di perkantoran juga, tergantung pemesanan," ungkap Dian.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait