Mengajak semua agama dan bangsa bersatu sebagai satu keluarga manusia.
Pidato Prabowo diwarnai delapan kali tepuk tangan meriah, termasuk saat ia mengutip pemikiran klasik Thucydides.
“Thucydides pernah memperingatkan, yang kuat melakukan apa yang mereka bisa, yang lemah menderita apa yang harus mereka tanggung. Kita harus berdiri untuk semua, baik yang kuat maupun yang lemah,” ujar Prabowo yang langsung disambut riuh tepuk tangan.
Puncaknya, setelah pidato ditutup, delegasi dunia berdiri memberikan standing ovation sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi.
“Mari kita bekerja menuju tujuan mulia ini. Mari kita lanjutkan perjalanan harapan umat manusia, sebuah perjalanan yang dimulai oleh para pendahulu kita, sebuah perjalanan yang harus kita selesaikan. Terima kasih,” tutup Prabowo.
Pidato ini menandai kembalinya Indonesia di panggung diplomasi dunia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang berkomitmen pada perdamaian, kemanusiaan, dan keadilan global.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
