Dari pihak keluarga yang menjemput langsung adalah Inggit Garnasih, istri Soekarno. Inggit ditemani Thamrin.
“Bahkan anggota PNI Baru seperti Soeka, Maskoen, Inoe Perbatasari, Moerwoto dan Hamdani berada di antara mereka yang menyambutnya di gerbang Sukamiskin,” demikian dikutip dari buku Soekarno Bapak Indonesia Merdeka (2003).
Pada hari menyambut kebebasan Soekarno itu, digelarlah dua acara resepsi di Bandung. Resepsi pertama berlangsung di rumah Gatot, di mana massa tumpah ruah.
Resepsi kedua di rumah Inggit. Kedua acara yang berlangsung sampai pagi hari itu, disiapkan oleh Thamrin. Soekarno terlihat begitu bersemangat. Di depan rakyat yang dipimpinnya, ia ibarat keris yang dikeluarkan dari sarungnya, lebih ampuh dari sebelumnya.
Keesokan harinya, Soekarno langsung bertolak ke Surabaya Jawa Timur. Ia naik kereta api bersama Inggit, Omi, Soekarmini dan sejumlah pengikut setianya. Sambutan meriah dari rakyat terhadap Soekarno terlihat di mana-mana.
Terutama di setiap stasiun pemberhentian. Bahkan saat kereta berhenti di Yogya, Ki Hajar Dewantara ikut menyambut rombongan Soekarno. Kemeriahan massa terlihat makin besar saat kereta api tiba di Surabaya.
Di stasiun Gubeng, Bung Karno disambut kerumunan besar arek-arek Surabaya. Di Surabaya Bung Karno menjadi tamu kehormatan kongres pertama Indonesia Raya yang diadakan di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Jl Raya Bubutan Surabaya.
“Ketika berada di dalam ruangan kongres, Soekarno dipanggul oleh beberapa pendukungnya”.
Editor : Mahesa Apriandi