JAKARTA, iNewsBanten- Negeri Palestina sedang bergejolak. Serangan demi serangan terus dilancarkan Israel sebagai respons penyerangan militan Palestina Hamas terhadap negeri Yahudi itu belum lama ini.Materi Khutbah Jumat 27/10/2023 tentang Palestina yang merupakan tanah para nabi yang kini terzalimi oleh invasi Israel. Hingga Rabu, 18 Oktober 2023, sudah 3.300 warga Gaza, Palestina meninggal dunia akibat serangan Israel. Lebih dari 13.000 orang terluka.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun menyerukan umat Islam membaca doa qunut nazilah untuk mendoakan keselamatan bagi bangsa Palestina. MUI juga mengajak untuk melaksanakan salat gaib bagi syuhada Palestina di masjid-masjid seluruh Indonesia, termasuk saat usai salat Jumat.
MUI juga mengimbau kepada para khatib jumat untuk menyampaikan dukungan perjuangan umat Islam Palestina dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa dan negara Palestina serta mendoakan untuk keselamatan dan kedamaian umat Islam Palestina.
Selain alasan kemanusiaan, dalam Islam, Palestina memang memiliki keistimewaan tersendiri, terutama bila ditilik dari sisi sejarah.
Berikut materi khutbah Jumat 20 Oktober 2023 tentang Palestina singkat dilansir dari laman majelis ulama indonesia.
Materi Khutbah Jumat 20 Oktober tentang Palestina
Khutbah I
الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّـدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مَّنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلا (الأحزاب: ٢٣)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala, dengan senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Dalam beberapa hari terakhir, saudara kita umat Islam di Palestina terus diserang Israel tanpa belas kasihan. Kaum Zionis Israel bahkan terang-terangan melanggar hukum internasional dengan menyerang anak-anak hingga rumah sakit.
Sebagai umat Islam tentu kita mencintai dan membela Palestina. Palestina bukanlah negeri biasa. Palestina memiliki sejarah panjang yang menjadikannya selalu bersemayam di hati setiap Mukmin.
Palestina adalah negeri para nabi dan rasul. Banyak sekali para nabi dan rasul yang pernah tinggal dan berdakwah menyebarkan Islam di sana. Di antaranya adalah Nabi Ibrahim, Nabi Ya’qub, Nabi Yusuf, Nabi Luth, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Zakariyya, Nabi Yahya, Nabi Isa dan nabi-nabi yang diutus oleh Allah untuk Bani Israil yang jumlahnya sangat banyak.
Palestina juga menjadi wilayah istimewa dalam ajaran Islam. Ayat al-Quran dan beberapa hadits menyatakan keberkahan negeri tersebut.
Wilayah Palestina dan sekitarnya, pada masa Nabi SAW disebut dengan Negeri Syam. Bila menemukan kata "Syam" pada hadits, maka yang dimaksud adalah wilayah yang meliputi Suriah, Lebanon, Yordania, dan Palestina. (Lihat selengkapnya Yaqut al-Hamawi, Mu'jam al-Buldan, juz 3, hlm. 312)
Keberkahan wilayah Palestina dan sekitarnya tersebut abadi dalam al-Quran, firman Allah:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-
tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(Al-Isrā' [17]:1)
Imam at-Thabari dalam kitab tafsirnya Jami' al-Bayan 'an Ta'wil ayy al-Quran menerangkan maksud firman Allah "Kami berkahi sekelilingnya" ialah tempat yang penuh berkah untuk ditinggali.
Berkah sebagai sumber penghidupan, berkah dalam makanan pokoknya sebagai sumber kekuatan. Berkah karena wilayah ini termasuk paling subur dan mampu menghasilkan komoditas pangan. Padahal, wilayah lain sekitar tempat ini termasuk gersang dan tidak layak dijadikan lahan pertanian. (Lihat selengkapnya Jami' al-Bayan 'an Ta'wil ayy al-Quran, juz 17, hlm. 351)
Perlu diketahui, bahwa wilayah ini disebut dengan Bulan Sabit Subur karena tingkat kesuburannya yang berada di atas rata-rata daerah lain di sekitar Timur Tengah.
Kemudian, selain al-Quran, hadits Nabi SAW dengan sangat jelas mendoakan keberkahan wilayah Syam. Nabi bersabda:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا
"Ya Allah, berkahilah kami, pada negeri Syam kami dan negeri Yaman kami." (HR. Bukhari)
Lebih dari itu, terdapat hadits Nabi yang menyatakan keberuntungan negeri Syam, Nabi bersabda:
bersabda:
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ ، قَالَ : كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُؤَلِّفُ الْقُرْآنَ مِنَ الرِّقَاعِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " طُوبَى لِلشَّامِ ". فَقُلْنَا : لِأَيٍّ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : " لِأَنَّ مَلَائِكَةَ الرَّحْمَنِ بَاسِطَةٌ أَجْنِحَتَهَا عَلَيْهَا"
Dari Zaid bin Tsabit dia berkata, "Kami menulis Al-Qur'an dari pelepah kurma di sisi Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW bersabda, "Beruntunglah bagi penduduk Syam." Lalu kami bertanya, "Kenapa bisa seperti itu wahai Rasulullah?" beliau bersabda, "Sesungguhnya Malaikat Dzat Yang Maha Pengasih (Allah) telah membentangkan sayapnya di atas negeri Syam."
(HR. Tirmidzi no. 3954, Shahih)
Demikian materi khutbah Jumat 20 Oktober tentang Palestina, tanah para nabi yang terzalimi. Atas peristiwa yang terjadi, kita berharap kemenangan dan keadilan akan didapat oleh saudara kita di Palestina.Semoga mereka senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
Sumber:
Editor : Mahesa Apriandi