Dia menuturkan melihat perkembangan Bengkulu sebagai salah satu provinsi termuda saat itu, pada 1980 bersama sang kakak membangun PO Bengkulu Indah.
"Namun hanya berjalan 9 tahun. Pada 1990 saya memutuskan membangun SAN Travel. Pada 1991 sudah memiliki izin AKAP. Pada 1992 membeli bus dengan sasis Fuso," katanya.
Seiring waktu, lanjut Hasanuddin, pada 1994 usaha bus berkembang pesat hingga memiliki jumlah 35 unit, terutama di trayek Sumatera. Memasuki krisis moneter (krismon) pada 1998 bisnis bus mengalami prahara.
Di mana dolar naik yang menyebabkan harga kendaraan dan suku cadang meroket karena semua berasal impor. Ongkos penumpang bahkan tidak bisa menutupi biaya operasional. Tak heran, banyak PO bus saat itu bertumbangan.
"Namun, krismon membawa berkah bagi saya. Saya putuskan pindah ke Pekanbaru, makanya sampai sekarang berpelat BM, tapi induknya sebenarnya adalah Bengkulu," kata Hasan.
Seiring berjalan waktu krisis eknomi terlewati dan PO bus SAN bertahan sampai sekarang dengan armada premium.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait