get app
inews
Aa Read Next : Dituduh Hamili Anak Kandung, Oknum Bacaleg PDIP Berani Sumpah dengan Alquran

Mustajab! Sumpah dan Kutukan Raja Sunda, Ini Sejarahnya

Jum'at, 29 Desember 2023 | 03:53 WIB
header img
Mustajab: Sumpah dan Kutukan Raja Sunda, Ini Sejarahnya (foto Istimewa, -)

JAKARTA, iNewsBanten - Sri Jayabupati raja Sunda pernah mengucapkan sumpah atau kutukan, sumpah itu menandai bagaimana sepak terjang Kerajaan Sunda yang menjadi salah satu kerajaan besar yang disegani di Pulau Jawa bagian barat. 

Nama Sunda sebagai kerajaan ditemukan secara tersurat dalam prasasti yang ditemukan di daerah Sukabumi. Prasasti ini terdiri atas 40 baris sehingga memerlukan empat buah batu untuk menuliskannya.

Saleh Danasasmita pada bukunya "Menemukan Kerajaan Sunda", keempat batu bertulis itu ditemukan pada aliran Cicatih di daerah Cibadak. Tiga ditemukan dekat Kampung Bantar Muncang, satu ditemukan dekat Kampung Pangcalikan. Keunikan prasasti ini ialah disusun dalam huruf dan bahasa Jawa Kuno.

Di mana prasasti itu berisikan aturan yang disampaikan Raja Sri Jayabhupati yang memerintah di tanah Sunda. Raja yang bergelar Maharaja Sri Jayabupati Jayamanahen Wisnumurti Samarawijaya Sakalabuwanamandaleswaranindita Haro Gowardhana Wikramottunggadewa ini membuat tanda di sebelah timur Sanghiyang Tapak. 

Jayabupati raja Sunda meminta jangan ada yang melanggar ketentuan itu seperti di sungai jangan ada yang menangkap ikan pasalnya, di sebelah sungai yang berbatasan dengan pemujaan Sanghyang Tapak sebelah hulu. 

Di sebelah hilir dalan batas daerah pemujaan Sanghyang Tapak pada dua batang pohon besar. Maka dibuatlah prasasti (maklumat) yang dikukuhkan dengan sumpah. Sumpah yang diucapkan oleh Raja Sunda begitu lengkapnya.

Kutukan sumpah itu digoreskan pada batu prasasti keempat sebanyak 20 baris yang intinya menyerukan semua kekuatan gaib di dunia dan di surga agar ikut melindungi keputusan raja.

Siapapun yang berani menyalahi ketentuan tersebut diserahkan penghukumannya kepada semua kekuatan itu agar dibinasakan dengan mengisap otaknya, menghirup darahnya, memberantakkan ususnya dan membelah dadanya.

Sumpah itu ditutup dengan kalimat seruan, "I wruhhanta kamung hyang kabeh" (Ketahuilah olehmu para hiyang semuanya). 

Editor : Mahesa Apriandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut