SERANG, iNewsBanten - Sebagian orang memiliki kebiasaan sering begadang, entah karena pekerjaan, bermain game, dan alasan-alasan lainnya.
Begadang yang menyebabkan kurang tidur bukan rahasia lagi, memang tak baik untuk kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh. Sejatinya, mengutip National Sleep Foundation menyarankan durasi tidur yang ideal untuk orang dewasa adalah tujuh hingga sembilan jam setiap malamnya.
Studi tahun 2021 oleh European Health Journal menyimpulkan bahwa orang dewasa, idealnya harus tidur antara pukul 10 hingga 11 malam untuk menjaga kesehatan jantung.
Kurang tidur atau begadang dapat membahayakan sistem organ tubuh manusia, ada beberapa efek samping yang disebabkan oleh begadang, di mana organ-organ tubuh berikut akan menanggung beban begadang. Organ apa saja yang terancam kesehatannya? Simak ulasannya berikut ini, sebagaimana menukil All Things Health, Sabtu (24/12/2022).
1. Jantung: Para peneliti melihat ada hubungan langsung antara begadang dan prevalensi penyakit kardiovaskular pada orang dewasa. Mengingat tekanan darah turun saat tidur, orang yang tidak mendapatkan cukup istirahat di malam hari akan lebih mungkin menderita hipertensi, faktor risiko gangguan jantung seperti stroke.
Selain itu, ditemukan juga korelasi antara waktu tidur lebih lama dan penyebab penyakit kardiovaskular lainnya yakni diabetes dan obesitas. Bukan cuma memperburuk kontrol glikemik pada pasien diabetes tipe 2, tetapi begadang juga menyebabkan BMI lebih tinggi alhasil memicu obesitas.
2. Hati: Studi tahun 2017 yang dilakukan oleh Universitas Jenewa, para ilmuwan di Swiss menemukan bahwa organ hati ini beradaptasi dengan siklus tidur dan bangun seseorang dan berfungsi sesuai dengan itu.
Hati mempelajari ritme sirkadian tubuh dengan mencatat fase aktif (siang hari) dan fase pasif (malam), makanya hati akan mengembang di siang hari dan menyusut ke ukuran aslinya di malam hari. Begadang akan membingungkan dan mengganggu kerja hati. Studi lain yang diterbitkan pada tahun 2020, menyebutkan kurang tidur di malam hari dapat meningkatkan risiko fibrosis hati.
Editor : Mahesa Apriandi