CILEGON, iNewsBanten - Terdapat berbagai cara bisa dilakukan untuk menurunkan kadar asam urat yang tinggi di dalam tubuh. Salah satunya dengan mengonsumsi bahan herbal dari beberapa jenis daun.
Daun-daunan berikut dipercaya memiliki manfaat untuk menurunkan asam urat. Apa saja itu?
1. Daun sirsak
Daun sirsak terkenal sebagai daun yang memiliki sejuta manfaat, salah satunya sebagai obat alami untuk penurun asam urat. Pasalnya, daun satu ini memiliki salah satu kandungan senyawa yang mampu mengeluarkan racun di dalam darah.
Cara mengonsumsinya juga praktis. Anda cukup rebus daun sirsak dan minum selagi hangat. Agar asam urat bisa cepat hilang, usahakan minum rebusan daun sirsak setiap hari.
2. Daun kelor
Daun kelor memiliki jandungan flovonoid dan alkoloid yang bermanfaat mencegah pembentukan asam urat. Selain itu, daun kelor juga memiliki sifat antiinflamasi atau pereda nyeri. Caranya, Anda hanya perlu merebus satu sendok makan bubuk daun kelor kering dengan 150-200 ml air hangat.
Anda aduk rata dan biarkan sampai mendidih. Setelah itu, Anda minum air rebusan daun kelor satu atau dua kali sehari.
3. Daun alpukat
Daun alpukat terkenal dengan senyawa aktif yang tinggi dan bermanfaat menurunkan asam urat tinggi. Anda bisa mendapatkan manfaat tersebut dengan merebus tujuh lembar daun alpukat dengan tiga gelas air sampai mendidih dan menyisahkan satu gelas air.
Jangan lupa, minum air rebusan daun alpukat setelah dingin, dua kali sehari masing-masing satu gelas.
4. Sambiloto
Daun selanjutnya yang bisa menjadi obat asam urat adalah sambiloto (Andrographis paniculata). Daun ini juga cukup populer di Indonesia dan sering dijadikan tanaman di sekitar rumah.
Seluruh bagian tanaman sambiloto sangat berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit, salah satunya asam urat. Pasalnya, sambiloto mengandung senyawa penting seperti flavonoid, alkane, kalium, natrium, dan kalsium.
Senyawa-senyawa penting tersebut diketahui menjadi sumber utama untuk menangkal penyakit asam urat. Cara pengolahannya yakni dengan mengambil 10-15 daun yang direbus sampai mendidih dan diminum air rebusannya.
Editor : Mahesa Apriandi