Jumlah ini melebihi miliaran dolar yang diterima Israel setiap tahun dalam bentuk dukungan finansial AS untuk operasi militernya.
Menurut WSJ, bom besar buatan AS telah digunakan dalam beberapa serangan Israel yang paling mematikan di Jalur Gaza, termasuk serangan yang meratakan blok apartemen di kamp pengungsi Jabalia, menewaskan lebih dari 100 orang. Israel mengatakan serangan itu dibenarkan karena menewaskan seorang pemimpin Hamas.
Pemboman udara Israel yang intens terhadap Gaza dimulai kembali tak lama setelah berakhirnya gencatan senjata selama seminggu pada Jumat, (30/11/2023) yang mengakibatkan puluhan tawanan yang ditahan di Gaza ditukar dengan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Puluhan warga Palestina telah terbunuh kurang dari 24 jam setelah serangan kembali terjadi.
Tentara Israel, yang telah berulang kali meminta warga Palestina untuk mengevakuasi Gaza utara di tengah operasi daratnya, mengatakan pada hari Sabtu bahwa sebagian wilayah Gaza selatan juga merupakan zona pertempuran saat ini. Orang-orang di lapangan dan kelompok hak asasi manusia telah berulang kali mengatakan tidak ada tempat yang aman di Gaza.
Editor : Mahesa Apriandi