"Kita belum sampai pengurangan karyawan, perusahaan masih kuat, kita masih eksis dan masih produksi obat kaplet dan tablet, namun izin edar obat flurin dicabut tanpa ada batas waktunya," terangnya.
Selama ini, bahan baku yang dikirim dari CV Budiarta sudaj terjalin sejak tahun 2007.
"CV Budiarta sudah menjadi vendor list kita dan tidak ada masalah sehingga kami percaya bahwa produk yang dikirim ke kita itu adalah produk yang benar bermutu tinggi, harganya yang kami bayarkan cukup mahal, satu galon Rp 7 juta, itu harganya dari tahun 2014 sampai 2022 dia harganya bervariasi ada kenaikan," ungkapnya.
Bagian gudang, Destriyanti menjelaskan, pihaknya sudah melaksanakan proses penerimaan bahan baku propylene Glycol dari CV Budiarta asal Cikarang Jakarta Utara sesuai dengan prosedur
"Administrasi gudang sudah dilakukan dalam rangka penerimaan bahan pokok yang ada di gudang, selama ini tidak pernah ada masalah baik secara dokumen ataupun secara fisik semua sesuai dengan spesifikasi yang ada," kata Destri.
Diberitakan sebelumnya, PT Yarindo Farmatama sebagai produsen obat merk Flurin, kaplet dan tablet. Pihak perusahan mengaku telah mengantongi izin edar dari BPOM. Seluruh proses produksi dan komposisi pembuatan obat, telah diawasi oleh badan pengawas obat dan makanan.
BPOM bersama Bareskrim menutup pabrik pembuat obat sirop yang dianggap menyebabkan gagal ginjal akut pada anak. Namun, belum ada penetapan tersangkanya.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait