Omah Nurohmah menjelaskan bahwa kasus bullying telah lama terjadi di berbagai sekolah. Di Kota Cilegon, pihaknya berupaya keras agar tidak ada korban bullying. "Alhamdulillah, saat ini kasus bullying di Cilegon masih dalam tahap normal. Namun, upaya sosialisasi ini tetap penting untuk mencegah dan menangani setiap potensi kekerasan yang mungkin terjadi," katanya.
Ia juga berharap melalui kegiatan ini, para siswa dapat memahami tindakan yang harus diambil jika menghadapi atau menyaksikan kekerasan. "Mereka harus tahu bahwa bullying dan kekerasan seksual adalah perbuatan yang salah dan memiliki dampak negatif jangka panjang, terutama bagi korban yang bisa mengalami trauma hingga dewasa," harapnya.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memulihkan trauma yang mungkin dialami oleh korban kekerasan. "Dengan pengetahuan dan dukungan yang tepat, kami yakin generasi muda kita dapat tumbuh menjadi individu yang kuat dan bebas dari trauma kekerasan. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk semua siswa," tambah Omah Nurohmah.
Mahdi, koordinator kesiswaan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMA Negeri 5 Kota Cilegon, menyambut baik kegiatan sosialisasi anti-bullying ini. "Selain mendapatkan pengetahuan tentang apa itu bullying, para siswa juga mendapatkan pemahaman pencegahan dan dampak yang ditimbulkan jika melakukan bullying kepada orang lain. Saya berharap kegiatan ini sering disosialisasikan agar kasus bullying tidak terjadi, khususnya di sekolah-sekolah yang ada di Kota Cilegon," pungkasnya.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait