Saat ini, ratusan santri belajar di yayasan tersebut meski dalam kondisi fasilitas yang jauh dari layak. Dalam kelulusan tahun ajaran ini, 77 siswa dari tingkat TK dan SD dinyatakan lulus semua, sebuah prestasi membanggakan di tengah keterbatasan.
Pantauan langsung di lokasi menunjukkan kondisi sarana belajar yang rusak parah. Beberapa pintu ruang kelas tampak jebol, kaca-kaca jendela pecah, papan tulis rusak, hingga bangku dan meja yang reyot dan tak memadai untuk proses belajar.
“Kami kekurangan dua ruang kelas, dan butuh sekitar 60 set meja-kursi. Alat tulis dan papan tulis juga sangat terbatas. Kami hanya berharap ada perhatian dari pemerintah provinsi, kota, atau pihak industri yang ada di sekitar kami. Tak harus mewah, cukup layak agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman,” ucap Mufti dengan penuh harapan.
Hingga laporan ini disusun, belum ada keterangan resmi dari pihak Pemerintah Provinsi Banten maupun perwakilan perusahaan industri sekitar terkait belum adanya bantuan terhadap Yayasan Nurul Yasin sejak berdiri hingga hari ini.
Editor : Mahesa Apriandi
Artikel Terkait
